Ads 468x60px

Rabu, 11 Januari 2017


Rabu Pekan Biasa I
Markus 1:29-39

"Caritas pastoralis – Cinta kasih kegembalaan".
Itulah semangat hidup Yesus yang hadir secara aktual bagi banyak orang. Inilah juga yang seharuasnya baik jika dibuat di pelbagai paroki, dengan mengadakan “safari kerahiman”, yakni “napas”-“anjangsana pastoral”, berkunjung ke setiap lingkungan sembari mengadakan “kapas”-“katekese pastoral”, sarasehan dengan umat lingkungan setiap malamnya yang bisa ditutup dengan “ampas”-“amanat pastoral”, berupa doa/ibadat/misa/pesan gembala.
Sebenarnya tidak hanya pastornya saja, tapi kita semua juga diajak untuk hadir dengan cinta kasih kegembalaan.

Adapun Injil hari ini juga menampilkan secara utuh jadwal Yesus dalam 1 hari untuk benar-benar melaksanakan "caritas pastoralis" secara integral, al:

1.Pagi: "Teacher": 
Ia masuk ke rumah ibadat untuk menjadi pengajar. Ia ber-katekese, memberikan pengetahuan dan penghayatan imanNya. Kita? "Docente - Mengajarlah." Mulai dari orang-orang yang ada di dekat kita.

2.Siang: "Giver": 
Ia selalu menjadi orang yang perHATIan bagi orang lain. Di tengah kesibukan karya, Ia ber-visitasi, "kejungkel - Kegiatan kunjungan keluarga". Ia memberikan waktu dan hati untuk "turun" mengadakan kunjungan cinta ke rumah Simon dan menyembuhkan ibu mertuanya. Ia memberikan kesembuhan jiwa dan kehangatan raga bagi orang yang dikunjungiNya. Kita? "Donate - berbagilah". Mulai dari orang-orang yang ada di dekat kita.

3.Sore: "Healer": 
Ia menjadi penyembuh bagi banyak orang sakit. Ia juga mengusir setan dengan daya kesembuhan dan hidup pelayanan kasihNya. Ia memberikan kesembuhan dan pelayanan. HatiNya terbuka untuk selalu mau melayani banyak orang dengan ringan dan sukacita. Kita? "Servite-layanilah." Mulai dari orang-orang yang ada di dekat kita.

4. Malam: "Prayer": 
Ia tidak hanya menjadi "man for others" tapi juga "man for God". Setelah lelah berkarya aktif, Ia tak lupa juga beristirahat dan berkontemplatif. Kita? "Orate-Berdoalah". Mulai dari hal-hal yang ada di dekat kita.
Jelaslah, Ia mengajar kita untuk memberikan semuanya di dalam kebersamaan Allah. Ia mengajak kita juga menjadi mitra sekerjanya Allah, yang mengusahakan keseimbangan hidup antara waktu aktif dan reflektif, segi pastoral dan personal, seimbang dan berkembang dalam "dokar": doa dan karya, "tudi": tugas mengabdi dan studi, "bisul": bina relasi dan hidup merasul.

Ya, seperti yang pernah saya tulis dalam buku "Mimbar Altar Pasar" (Kanisius), Ia mengajak kita hidup dan beriman secara dialektis, yakni: "berakar" dalam hidup doa yang personal sekaligus "bersayap" dalam hidup karya yang kontekstual.

"Bang Kuya dari Tanah Abang - Setialah berkarya dengan seimbang".

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!


NB:

1."Custodi nos - Lindungilah kami."
Inilah harapan kita kepada Yesus yang menunjukkan kuasa/wibawa (Yun: 'exousia'), baik dalam mengajar maupun mengusir roh jahat (Ibr 2:14-18).
Kuasa Allah sendiri juga merajai Yesus karena seluruh kegiatanNya mengandalkan kuasa ilahi yang diperoleh lewat hidup imani yang seimbang dalam doa dan karya (Mrk 1:29-39).
Mengacu pada bacaan hari ini ketika Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus, adapun yang pertama dibuatNya adalah memegang tangan dan membangunkannya (Yun: egeiró).
Ungkapan ini kerap dipakai untuk menggambarkan penyembuhan yang dilakukan pada anak yang tampak sudah mati (Mrk 9:27) atau menggambarkan kebangkitan Yesus dari mati.

Melalui ungkapan "egeiró" ini, ditunjukkan bahwa setiap penyembuhan selalu memberi kehidupan dan kekuatan baru.
Buktinya? Setelah sembuh, ibu mertua Petrus langsung "hidup", ia melayani Yesus dan para muridNya (Yun. diakoneó) dengan penuh sukacita dan cinta.
Sudahkah kita juga mau "memegang tangan" dan membangunkan sesama yang sedang "mati" hidupnya?

"Ada sikat ada kurma - Jadilah berkat untuk sesama."

Tuhan memberkati & Bunda merestui.

2. "Salvator - Penyelamat."
Inilah salah satu gelar untuk Yesus yang berdaya dan berkuasa menyembuhkan banyak orang "sakit" ("Saat Aku Kuatir Ingatlah Tuhan").
Secara sederhana, irama kehidupan Yesus "Salvator" itu menandakan 3 hal yang dibuatNya, yakni "PGP", antara lain:

1.Pendoa:
Yesus mencari keheningan agar semakin mampu melihat kehadiran ilahi. Inilah yang membuatnya tahan uji menjalankan perutusannya dan ditakuti kekuatan jahat.
Adapun, Ia berdoa pagi-pagi benar, ketika hari masih gelap. Tentunya selama berdoa itu, Yesus memandangi fajar menyingsing dan melihat matahari mulai menyingkirkan kegelapan.Yesus saat itu membaca gerak alam. Ia melihat Dia yang memberinya kekuatan bagaikan matahari yang mulai bersinar mengusir kekelaman, perlahan tapi pasti.

2.Guru:
Ia pergi ke semua daerah untuk menjadi rabi yang mengajarkan kebaikan.
Ajarannya terbuka untuk semua pribadi, lintas batas dan tanpa batas.

3.Penyembuh:
Sore hari itu, di rumah Simon dan Andreas, Ia menyembuhkan ibu mertua Simon.
Setelah itu, Ia sibuk menyembuhkan orang-orang lain dari penyakit dan kerasukan setan.
Bagaimana dengan kita?

"Dari Efesus ke Miami - Tuhan Yesus sembuhkanlah kami."
Tuhan memberkati & Bunda merestui


3."Virtus stat in medio - Keutamaan itu ada di tengah."
Inilah sebuah keyakinan khas Aristotelian bahwa keutamaan itu berarti kebijaksanaan jalan tengah, misalnya: "keberanian" itu ada di tengah-tengah antara kenekatan dan kepengecutan atau "kehati-hatian" itu ada di tengah-tengah antara keragu-raguan dan kecerobohan. Ia ada di tengah-tengah tapi bukan berarti setengah-setengah.
Inilah juga yang diajarkan Yesus pada hari ini. Ia menekankan hidup yang penuh dengan keutamaan dan keseimbangan antara "dokar"- doa dan karya.

Bersama dengan keutamaan ilahi ini, adapun tiga semangat dasar para "founding father" yang bisa kita ingat, antara :

A."Ora et labora": 
Berdoa dan bekerja. Inilah kalimat khas St Benediktus ketika melihat hdp Yesus yang integral, utuh penuh dan menyeluruh. Ia sibuk dalam hidup karya: Ia menyembuhkan banyak orang sakit dan mengusir banyak setan tapi Ia juga tetap memberikan waktu untuk hidup doa: Waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke tempat sunyi untuk berdoa. Ia meyakini bahwa dua pilar ini, doa dan karya harus saling melengkapi. Ia mengajak kita tidak hanya sibuk berkarya/sibuk untuk Tuhan tapi juga sibuk berdoa/sibuk dengan Tuhan.

2."Ad maiorem Dei gloriam": 
Demi semakin besarnya kemuliaan nama Tuhan. Inilah spiritualitas dari Santo Ignatius Loyola yang mengajak kita untuk membawa semua doa dan karya kita sebagai persembahan yang hidup kepada Allah: Apa yang kita persembahkan dalam "altar doa" kita bawa dalam "pasar karya" dan sebaliknya apa yang kita geluti di "pasar karya" kita bawa di "altar doa".

3."Deus meus et omnia": 
Allahku dan Allah semua. Inilah salah satu semangat dasar Santo Fransiskus Asisi dan St Clara, yang menjadikan Allah sebagai sentral/pusat segala doa dan karya kita bersama sesama dan semesta. Allah menjadi "Yang Pertama" bagi kita dan bagi semuanya, bagi doa dan karya kita. "

Cari srikaya di hutan cemara - Mari berkarya dengan hati yang gembira."

Tuhan memberkati + Bunda merestui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar