Ads 468x60px

Rabu, 27 September 2017


HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 27 September 2017
Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo, Imam
Ezra (9:5-9)
(Tobit 13:2,3-4a,4bcd,5,8)
Lukas (9:1-6)
"Ite missa est - Pergilah kamu diutus!"
Inilah seruan gereja setiap akhir misa bahwa Yesus mengajak kita "pergi & diutus" dari altar ke pasar, dengan 3 sikap dasar yang diberikanNya, antara lain:
1. Otoritas.
Inilah kali pertama Yesus memberikan tenaga & kuasa ilahi serta mengutus ke12 muridNya untuk mewakili Dia dalam kata & tindakan. Ke12 murid itu kini menjadi orang yang berkuasa untuk mengusir setan & menyembuhkan penyakit. Mereka bukan bangsawan tapi dipakai Allah secara menawan untuk mewartakan KerajaanNya.
Adapun perintah yang diberikan kepada ke12 orang itu, menurut ayat paralelnya di kitab Matius adalah pergi kepada "domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Mat 10:6). Tapi setelah kebangkitanNya, Yesus mengubah jangkauannya kepada segala bangsa, "sampai akhir zaman" (Mat 28:18-20; Mrk 16:15-20).
2. Prioritas.
Misi utama Yesus adalah untuk memberitakan Kerajaan Allah dengan perintah untuk menyembuhkan orang sakit & mengusir setan (Mat 9:35-38; 10:7-8; Mrk 3:14-15; 6:7-13; Mrk 16:15,17; Luk 9:2,6; 10:1,9; bdk Luk 4:17-19).
Dengan kata lain:
Kita diajak menomorsatukan kehendak Allah dimana pemberitaan Injil juga harus disertai dengan penyembuhan & pembebasan secara real-aktual & kontekstual.
3. Totalitas.
Yesus berpesan supaya para murid tidak membawa apa-apa dalam perjalanan, termasuk bekal (Yun: pēra). Bekal yang dimaksud adalah dompet yang dibawa seorang pengemis.
Dengan kata lain:
Yesus melarang mereka mengemis sebagaimana kadang dilakukan penganut agama lainnya. Jelasnya, mereka tidak diperkenankan mengandalkan penampilan luar tapi harus sepenuh hati mengandalkan pemeliharaan Allah & kebaikan orang lain sehingga selalu terfokus pada tujuan utama tugas perutusan yaitu memberitakan Injil kerajaan Allah.
"Ada galah ada kaktus - Pergilah kamu semua diutus!"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Kutipan Teks Misa
“Kalau kamu memandang orang miskin di bawah terang iman, kamu akan melihat bahwa mereka itu mewakili Allah Putra, yang memilih menjadi miskin” (St. Vinsensius a Paulo)
Antifon Pembuka (Luk 4:18)
Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.
Doa Pembuka
Allah Bapa, Pembela kaum papa, Engkau telah membina Santo Vinsensius, imam-Mu, dalam kegiatan kerasulan menyelamatkan orang miskin dan mendidik rohaniwan. Semoga kami dikobarkan dengan semangat yang sama, mengasihi dan dikasihinya dan melaksanakan ajarannya. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan-bacaan dan Mazmur Tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Gembala Umat (Misionaris) atau Para Kudus (Pelaku Karya Amal), misalnya: 1 Kor 1:26-31; Mzm 112:1-2.3-4.5-7a.7b-8.9; R: 1a; Mat 9:35-38.
Bacaan dari Kitab Ezra (9:5-9)
"Dalam masa perbudakan, kami tidak engkau tinggalkan, ya Tuhan"
Ketika mendengar berita tentang dosa umat Israel, aku, Ezra, mengoyakkan pakaian dan jubahku, dan duduk tertegun. Pada waktu kurban petang bangkitlah aku dan berhenti menyiksa diri. Lalu aku berlutut dengan pakaian dan jubahku yang koyak-koyak; sambil menadahkan tanganku kepada Tuhan, Allahku, aku berkata, "Ya Allahku, aku malu dan mendapat cela, sehingga tidak berani menengadahkan mukaku kepada-Mu. Dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami dan kesalahan kami telah membubung ke langit. Sejak zaman nenek moyang kami sampai hari ini kesalahan kami besar, dan oleh karena dosa kami maka kami sekalian dengan para raja dan para imam diserahkan kepada raja-raja negeri asing. Kami diserahkan dalam kuasa pedang, ditawan, dijarah dan dihina di depan umum, seperti yang terjadi sekarang ini. Tapi kini kami mengalami kasih karunia Tuhan, Allah kami. Ia meninggalkan pada kami orang-orang yang terluput, dan memberi kami tempat menetap di tempat-Nya yang kudus. Allah kami membuat mata kami bercahaya dan memberi kami sedikit kelegaan di masa perbudakan kami. Sekalipun kami menjadi budak, tetapi dalam perbudakan itu Allah tidak meninggalkan kami. Ia membuat kami disayangi oleh raja-raja negeri Persia, sehingga kami mendapat keleluasaan untuk membangun rumah Allah dan menegakkan kembali reruntuhannya, serta memperoleh tembok pelindung di Yehuda dan di Yerusalem."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya.
Ayat. (Tobit 13:2,3-4a,4bcd,5,8)
1. Memang Allah menyiksa, tetapi juga mengasihani, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati, tetapi menaikkan juga dari sana; tidak seorang pun luput dari tangan-Nya.
2. Wartakanlah kebesaran-Nya di sana, agungkanlah Dia di hadapan segala yang hidup. Sebab Dialah Tuhan kita, Dialah Allah, Ia adalah Bapa kita untuk selama-lamanya.
3. Jika dengan segenap hati kamu berbalik kepada-Nya, dan dengan segenap jiwa berlaku benar di hadapan-Nya, niscaya Ia pun berbalik kepada kamu, dan wajah-Nya pun tidak disembunyikan-Nya terhadap kamu.
4. Pandanglah apa yang dikerjakan-Nya bagi kamu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut. Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja yang kekal.
5. Aku memuliakan Dia di tanah pembuanganku, kunyatakan kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada kaum berdosa. Bertobatlah, hai orang-orang berdosa, lakukanlah apa yang benar di hadapan-Nya. Siapa tahu Ia berkenan akan kamu dan menjalankan belas kasihan kepada-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Markus 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:1-6)
"Ia mengutus para murid mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang sakit."
Sekali peristiwa Yesus memanggil keduabelas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Ia mengutus mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang. Yesus berkata kepada mereka, "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan. Jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Apabila kalian diterima di suatu rumah, tinggallah di situ sampai kalian berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kalian, keluarlah dari kota mereka, dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka, dan menjelajah segala desa, sambil memberitakan Injil serta menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Antifon Komuni (Mzm 106:8-9)
Hendaknya mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya dan mewartakan karya-Nya yang agung kepada umat manusia. Sebab Tuhan meredakan dahaga, dan melimpahkan kebaikan kepada yang lapar.
B.
Santo Vinsensius de Paulo: Riwayat - Hikayat.
"Jika bukan karena kasih karunia Tuhan, aku ini seorang yang keras, kasar serta mudah marah..."
St.Vincent lahir pada tahun 1581 di Pouy provinsi Guyenne and Gascony Perancis, dari keluarga petani yang miskin. Ia memiliki empat orang saudara dan dua orang saudari.
Pada usia muda ia sudah menunjukkan bakat dalam membaca dan menulis. Karena itu saat ia berusia 15 tahun, ayahnya mengirimkannya untuk bersekolah, untuk membiayai pendidikannya ayahnya menjual sapi milik keluarganya.
Dia belajar ilmu humaniora di Dax, Prancis dengan Cordeliers dan ia lulus dalam teologi di Toulouse. Dia ditahbiskan pada tahun 1600 pada usia sembilan belas tahun. Vincent tinggal di Toulouse sampai ia pindah di Marseille.
Pada 1605, dalam perjalanan kembali dari Marseille, dia kapalnya di bajak dan ia ditangkap oleh bajak laut, yang kemuduan membawanya ke Tunisia. Disana Pastor Vincent kemudian dijual sebagai budak. Ia hidup sebagai budak selama dua tahun. Pada akhirnya dia menjadi milik seorang Kristen murtad yang kemudian dengan dibantu oleh istri majikannya pastor Vincent beserta semua budak-budak dirumah itu dapat melarikan diri.
Vincent de Paul lolos tahun 1607. Setelah kembali ke Perancis, ia pergi ke Roma. Di sana ia melanjutkan studinya sampai 1609, Ketika ia dikirim kembali ke Prancis.
Kembali ke Perancis pada awalnya, Vinsesius diberi jabatan penting sebagai guru anak-anak orang kaya, dan ia hidup dengan cukup nyaman.
Hingga suatu hari, ia dipanggil untuk memberikan sakramen terakhir kepada seorang petani miskin yang sedang menghadapi ajal. Di hadapan banyak orang, petani tersebut menyatakan betapa buruknya pengakuan-pengakuan dosa yang ia buat di masa silam.
Sekonyong-konyong Pastor Vinsensius sadar akan mendesaknya kebutuhan kaum miskin papa Perancis akan pertolongan rohani. Ketika ia mulai berkhotbah kepada mereka, orang berduyun-duyun datang untuk mengaku dosa.
Pada akhirnya Pastor Vinsensius memutuskan untuk membentuk suatu kongregasi imam yang secara khusus bekerja di antara pada fakir miskin (dikenal dengan nama Kongregasi Misi atau Vincentian, atau Lazarites / Lazarists / Lazarians).
Karya amal St.Vinsensius de Paul demikianlah banyak sehingga rasanya tidaklah mungkin bagi seseorang untuk melakukan segala hal yang telah ia lakukan. Ia memberikan perhatian kepada para narapidana yang bekerja pada kapal-kapal pelayaran.
Ia bersama dengan St. Louise de Marillac mendirikan Kongregasi Suster-suster Puteri Kasih, PK. Ia mendirikan rumah-rumah sakit serta wisma-wisma bagi anak-anak yatim piatu serta orang-orang lanjut usia. Ia mengumpulkan sejumlah besar uang untuk disumbangkan ke daerah-daerah miskin dan mengirimkan para misionaris ke berbagai negara.
Meskipun ia demikian murah hati, namun demikian, dengan rendah hati ia mengakui bahwa sifat dasarnya tidaklah demikian. “Jika bukan karena kasih karunia Tuhan, aku ini seorang yang keras, kasar serta mudah marah,” katanya.
Vinsensius de Paul wafat di Paris pada tanggal 27 September 1660. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1737 oleh Paus Klemens XII.
C.
St Vincentius dalam Kata, Warta dan Cinta.
Kasih-Mu melukai hatiku...
Engkau, ya Allahku…
Engkau telah mengasihi aku…
Namun kasih-Mu justru melukai aku.
Engkau telah melukai dan menembus hatiku dengan panah-panah bernyala.
Engkau telah melemparkan api yang suci ini ke dalam hatiku.
Dan api itu membawaku kepada kematian demi cinta.
Oh. Terberkatilah untuk selamanya.
Ya Penyelamatku…, Engkau telah melukai hatiku.
(DBSV V, 281)
Hati yang merindukan Tuhan
Oh Penyelamatku,
Engkau mengerti apa yang ingin diungkapkan oleh hatiku.
Hatiku menghadap Engkau, sumber belaskasihan…
Engkau mengerti harapan-harapannya,
yang hanya terarah pada-Mu,
dan hanya merindukan Engkau.
(DBSV V, 286)
Meneladan Perawan Maria
“Renungkanlah cinta kasih Perawan Maria yang Terberkati dan kerendahan hatinya, dan jadilah rendah hati di hadapan Allah.”
(SV. I, 504)
Agar Allah dicintai
“Jelas, bahwa saya telah diutus bukan hanya untuk mencintai Allah, melainkan juga agar Allah dicintai.”
(SV XII, 262)
Cinta kasih tidak dapat diam berpangku tangan
“Mari kita melihat Putera Allah. Hati yang begitu penuh kasih! Betapa cinta yang membara. Oh, Penyelamat kita! Sumber cinta yang direndahkan di hadapan siksaan keji salib! Siapakah yang memiliki cinta seperti Engkau? Saudara-saudaraku, jika kita memiliki sebagian dari cinta itu, akankah kita diam dan menyilangkan tangan kita? Akankah kita membiarkan mati segala hal yang bisa kita pelihara? Tidak, cinta kasih tidak dapat diam berpangku tangan, melainkan menggerakkan kita untuk menyelamatkan dan menghibur sesama.”
(XI, 132)
Jangan takut mengatakan kebenaran
“Kalau menyangkut kemuliaan Allah dan keselamatan orang miskin kita tidak boleh takut untuk mengatakan kebenaran.”
(SV IX, 192)
Bukan sekedar belaskasihan, melainkan keadilan
“Semoga Allah menganugerahkan rahmat yang menggerakkan hati kita untuk menolong orang-orang yang menderita, dan keyakinan bahwa dengan meringankan penderitaan mereka kita melakukan keadilan dan bukan sekedar belaskasihan!”
(SV VII, 98)
Berikan peralatan kerja
“Kalau seseorang sudah cukup kuat untuk bekerja, maka belikan segera untuk dia peralatan untuk bekerja dan jangan diberi apa-apa lagi. Sebab uang derma bukan untuk mereka yang dapat bekerja, melainkan hanya untuk orang-orang yang sakit parah, para yatim piatu, dan para jompo.”
(SV IV, 183 – 26 April 1651)
Perlu perencanaan dan koordinasi
“Cinta kasih menjadi kurang efektif, karena kurang terencana. Orang-orang miskin sering menderita bukan karena tidak ada yang sanggup menolong, melainkan karena tidak ada koordinasi.”
(SV XIII, 423)
Bukan hanya afektif, tetapi juga efektif
“Kasih terhadap orang miskin itu bukan hanya dengan lembut, tetapi juga harus efektif… melayani orang miskin dengan efektif.”
(SV IX, 593)
Kebutuhan jasmani dan rohani, dengan kata dan perbuatan
“Jika di antara kita ada yang berpikir bahwa tugas kita hanya untuk mewartakan injil kepada kaum miskin, dan bukan untuk meringankan penderitaan mereka, hanya untuk memenuhi kebutuhan rohani dan bukan kebutuhan jasmani mereka, maka saya menegaskan bahwa kita harus menolong mereka dan memastikan bahwa mereka ditolong dengan segala cara, baik oleh kita sendiri maupun oleh orang-orang lain… Melakukan hal ini berarti mewartakan injil baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan-perbuatan. Inilah cara yang paling sempurna.”
(SV XII, 87)
Dituntun melalui penderitaan
Semua jiwa yang telah diantar oleh Allah kepada kesucian, telah dituntun melalui penderitaan-penderitaan; dan Yesus sendiri, yang paling suci di antara semua orang suci, telah menghendaki melewati penderitaan-penderitaan.
(DBSV V, 234)
Ya Penyelamatku...
Ya Penyelamatku, Engkau, yang adalah kebijaksanaan yang tak tercipta, telah menerima dan merangkul kelemahan kami, kekacauan-kekacauan kami, kehinaan dan kenistaan kami, kecuali kebodohan dan dosa.
(DBSV V, 28)
Yesus tidak menghindari kematian
Begitu banyak orang yang tidak mau memanfaatkan dengan baik kematian dan sengsara Tuhan Yesus. Oh Yesus yang manis dan penuh belas kasihan, Engkau mengamati bahwa di antara manusia, bagian paling besar tidak peduli. Tetapi Engkau tidak menghindari kematian, meskipun Engkau melihat jumlah besar orang yang tak percaya itu tidak menghargainya dan jumlah besar di antara kami meremehkan dan menginjak-injak darah-Mu yang demikian berharga.
(DBSV V, 296)
Jati diri Kristus
Pada saat sengsara-Nya Putera Allah hampir kehilangan rupa manusia dan menurut pandangan orang-orang kafir Dia tampak sebagai orang gila, dan menurut pandangan orang Yahudi sebagai batu sandungan; namun demikian Dia menyebut diri-Nya pewarta injil kepada orang-orang miskin: Evangelizare pauperibus misit me.
(DBSV V, 40)
Mencurahkan hidup demi mengabdi Tuhan
“Berbahagialah mereka yang mencurahkan seluruh hidup demi pengabdian kepada Tuhan kita Yesus Kristus, seperti Dia juga telah mencurahkan hidup-Nya demi keselamatan manusia.”
(DBSV I, 182 – SV VII, 131 – 19 April 1658)
Menguasai mulut
“Para Pujangga Gereja yang suci mengatakan bahwa seorang yang berniat mengejar keutamaan-keutamaan, sebagai langkah pertama harus berusaha menguasai mulutnya.”
(DBSV V, 12)
Bila tergoda menjadi sombong
“Bila tergoda untuk menjadi sombong, kita harus menolaknya… dengan tindakan kerendahan hati dalam batin kita, atau dengan mengangkat hati kepada Allah sambil mohon keutamaan itu kepada-Nya, atau dengan mempersembahkan kepada-Nya apa yang sedang kita lakukan.”
(DBSV V, 37)
Berjiwa kristiani
“Tidak ada yang lebih berjiwa kristiani daripada pergi dari desa ke desa untuk menolong masyarakat miskin dalam usaha mencari keselamatan.”
(DBSV V, 1)
Kita hanyalah perantara
“Kemampuan yang kita miliki… maupun talenta-talenta lahiriah lain yang terdapat dalam diri kita bukanlah anugerah untuk diri kita sendiri. Kita hanyalah perantara.”
(DBSV V, 77)
Allah mencari orang dari segala macam status
“Allah tidak bersikap memilih-milih terhadap orang-orang, tetapi berkat kebaikan-Nya yang tak terhingga Dia mencari bagi Diri-Nya orang-orang dari segala macam status, asal orangnya memang dipandang sebagai orang yang baik oleh-Nya.”
(DBSV V, 23)
Seorang misionaris sejati
“Seorang misionaris sejati tak perlu memusingkan diri mengenai harta dunia, melainkan harus menyerahkan segala kekhawatirannya pada Penyelenggaraan Tuhan.”
(DBSV V, 50)
Cara hidup misionaris
“Cara hidup para misionaris merupakan cara hidup yang sesuai dengan amanat Injil, yaitu meninggalkan dan melepaskan segala-galanya, seperti para rasul, untuk mengikuti Yesus Kristus dan melakukan sesuai dengan teladan-Nya apa yang baik.”
(DBSV V, 1)
Mata yang kotor
“Mereka yang mempunyai mata yang kotor melihat segalanya kotor. Demikian pula terjadi bagi mereka yang cenderung mencela segalanya.”
(DBSV V, 167)
Memperingatkan orang secara pribadi
“Jangan sama sekali berbicara di depan umum mengenai kesalahan dan kelemahan orang lain. Kalau peringatan dinilai berguna, hendaknya dilakukan secara pribadi, dan dengan sikap yang sedapat mungkin penuh kasih dan kelembutan.”
(DBSV V, 140)
Bersungut-sungut bertentangan dengan kasih
“Hendaknya kita menjaga diri dari sikap bersungut-sungut, yang bertentangan sepenuhnya dengan semangat kasih, yang mempersatukan hati orang-orang dengan kehangatan dan keramahan.”
(DBSV V, 147)
Menghindari sikap angkuh
“Seperti orang melarikan diri dari api, demikian pula kita harus lari dari perasaan yang muncul karena sanjungan-sanjungan dan dari sikap angkuh.”
(DBSV V, 158)
Hasrat yang tidak wajar untuk maju
“Tindakan-tindakan yang menyakitkan hati kita pada umumnya bersumber dari hasrat yang tidak wajar untuk maju, dari cinta diri dan dari kebodohan…, karena adanya niat untuk mencapai tingkat keutamaan yang menonjol hanya dengan satu langkah.”
(DBSV V, 284)
Jangan terkejut bila mengalami godaan-godaan
“Semakin kita maju dalam keutamaan, maka semakin perlu kita membuka diri untuk mengalami godaan-godaan yang semakin banyak. Tak perlu merasa terkejut bila kita digoda.”
(DBSV V, 200 – 1645)
Gugur dalam pelayanan kasih
“Berbahagialah jiwa-jiwa yang telah gugur dalam pelayanan kasih.”
(SV VII, 233 – 10 Agustus 1658)
Berbahagialah yang mengabdi Kristus
“Sungguh berbahagialah mereka yang mencurahkan seluruh hidup demi pengabdian kepada Tuhan kita Yesus Kristus, seperti Dia juga telah mencurahkan hidup-Nya demi keselamatan manusia.”
(SV VII, 131 – 19 April 1658)
Evangelizare pauperibus misit me Dominus
“Oh! Betapa bahagianya mereka yang pada saat kematian dapat mengucapkan kata-kata Tuhan Yesus yang indah ini: Evangelizare pauperibus misit me Dominus!”
(DBSV V, 183 – 25 Oktober 1643)
Tugas misi
“Berkarya demi keselamatan orang-orang miskin... merupakan unsur pokok dari panggilan tugas kita, dan semua yang lain hanyalah tambahan belaka.”
(DBSV V, 181 – 25 Oktober 1643)
Belajar secara wajar
“Hendaknya belajar secara wajar, hanya terdorong oleh keinginan untuk memperoleh pengetahuan yang berguna bagi kita sesuai dengan status kita.”
(DBSV V, 174)
Kasih dan pengetahuan harus berjalan seiring
“Hendaknya belajar dengan cara tertentu sehingga kasih dapat mengimbangi pengetahuan; … dengan cara itu mencapai kesucian dan pengetahuan yang kokoh.”
(DBSV V, 175)
Murid-murid-Nya orang-orang kasar
“Yesus ternyata memilih sebagai murid-murid-Nya orang-orang kasar yang tidak luput dari kelemahan-kelemahan, supaya dengan demikian Yesus bisa mengamalkan keramahan, kerendahan hati, dan kesabaran.”
(SV VII, 137 – 1 Mei 1658)
Mutu seseorang
“Mutu seseorang tidak dapat dinilai pada saat pertobatan atau beberapa waktu sesudahnya, melainkan pada waktu dia mengalami godaan atau penderitaan.”
(DBSV V, 136)
Musibah dan berkat
“Musibah manapun akan menjadi sumber sukacita dan berkat bagi kita, bila kita menerimanya dari tangan Tuhan.”
(SV VII, 252 – September 1658)
Tunduk kepada kehendak Allah
“Kalian harus tunduk kepada kehendak Allah dan merasa damai, dengan harapan bahwa segalanya akan berjalan dengan baik. Karena biasanya karya Allah akan memperoleh hasil yang baik justru dalam hal yang tak memberi kepuasan kepada kita.”
(SV VIII, 317 – 9 Juli 1660)
Menghadapi fitnah dan penghinaan
“Sang Penyelamat sendiri telah dicaci-maki, telah dipersalahkan dan dicela secara tidak adil. Mengapa kita mau mengeluh kalau mendapat perlakuan yang sama? Pasrahkanlah diri kepada kebaikan Allah yang tak terhingga itu, dan jangan cemas, pasti Dia akan memberi kekuatan untuk menghadapi segala percobaan.”
(SV VIII, 205-206 – 20 Desember 1659)
Tidak melakukan apa-apa kecuali mengasihi
“Sungguh baik kalau kita tidak melakukan apa-apa kecuali mengasihi! Dengan demikian kita melakukan sekaligus segala keutamaan dan menyatu dengan Yesus Kristus, sambil bekerja sama dengan Dia demi keselamatan dan penghiburan orang-orang miskin.”
(SV VIII, 162 – 8 Nopember 1659)
Hendaknya menghayati simplisitas
“Hendaknya kita menghayati keutamaan simplisitas, karena bila ada simplisitas disitu dapat ditemukan Allah, yang adalah simplisitas itu sendiri, esa secara sempurna.”
(DBSV V, 36)
Mengatakan kebenaran
Simplisitas [=kesederhanaan, ketulusan, kejujuran, kepolosan, kelurusan hati], "pertama-tama berarti mengatakan kebenaran.”
(SV XII, 172 – 14 Maret 1659)
Tuhan kita tinggal dalam orang-orang miskin
“Hendaknya anda melayani orang-orang miskin sebagai majikan anda, karena Tuhan kita tinggal dalam mereka, dan mereka dalam Tuhan kita.”
(SV XIII, 540 – 1641)
Mencari yang paling miskin dan terlantar
"Marilah kita pergi dan membaktikan diri kita dengan cinta yang baru, yaitu untuk melayani orang-orang miskin, dan bahkan mencari yang paling miskin dan terlantar."
(SV XI, 393 - Januari 1657)
Orang miskin mewakili pribadi Tuhan kita
“Inilah alasan yang membuat anda harus melayani orang-orang miskin dengan hormat, sebagai majikan anda, dan dengan bakti, yaitu bahwa mereka mewakili pribadi Tuhan kita, yang berkata: Apapun yang engkau lakukan untuk salah seorang saudaraku yang paling hina ini, engkau lakukan untuk aku.”
(SV X, 332 – 11 Nopember 1657)
Berkhotbah bagi diri sendiri
“Doa adalah khotbah bagi diri sendiri.”
(DBSV V, 114)
Satu kata dari Allah jauh lebih berguna
“Hendaknya kita mengangkat hati kepada Allah dan mendengarkan-Nya, karena satu kata yang kita terima dari Allah lebih berguna daripada seribu argumentasi dan semua perhitungan akal kita.”
(DBSV V, 114)
Terbuka untuk menerima yang dari Allah
“Yang dapat menguntungkan kita hanyalah apa yang diilhamkan oleh Allah dan yang berasal dari Dia.”
(DBSV V, 114)
Membuat niat-niat baik
“Inilah salah satu bagian penting, malah yang terpenting, dari meditasi, yaitu menentukan niat-niat yang baik.”
(DBSV V, 118)
D.
Kata Bijak Santo Vincentius tentang Keutamaan Keramahan (Hospitalitas, nom hostilitas).
“Yesus ternyata memilih sebagai murid-murid-Nya orang-orang kasar yang tidak luput dari kelemahan-kelemahan, supaya dengan demikian Yesus bisa mengamalkan keramahan, kerendahan hati, dan kesabaran.”
(SV VII, 137 – 1 Mei 1658)
“Semoga Tuhan sudi menjiwai kita dengan keramahan-Nya yang agung itu, agar kelembutan memancar dari perkataan dan perbuatan kita… dengan demikian kita tidak mengecewakan sesama dan bisa berguna bagi mereka.”
(SV VI, 388 – 6 Agustus 1657)
“Keutamaan keramahan… menyebabkan kita bersikap sopan santun dan rela saling menghargai dalam pergaulan kita.”
(DBSV. V, 89)
“Keramahan adalah jiwa dari pergaulan yang baik dan karena itu membuat pergaulan menjadi bukan hanya berguna, melainkan juga menyenangkan.”
(DBSV. V, 89)
“Jika seseorang mengandung kegembiraan dalam hatinya, ia tak akan bisa menyembunyikannya. Kamu akan dapat melihat pada wajahnya.”
(SV X, 147)
E.
Santo Vinsensius, Bapa Kaum Miskin.
Vinsensius a Paulo (1581-1660) disebut juga ‘Bapa kaum miskin’. Seperti orang lain, ia bekerja keras agar Gereja sungguh harus hadir di antara yang termiskin dari yang miskin.
Dia sendiri memberikan teladan dengan bepergian ke seluruh negeri, mencari sumber-sumber dan, jika diperlukan, untuk menjamin distribusi makanan dan pakaian secara adil, tempat tinggal yang baik untuk anak yatim, perawatan orang sakit dan cacat, serta sekolah bagi mereka yang buta huruf. Juga pendampingan spiritual sangat penting, dan dia merawat para pengungsi serta membimbing para tahanan.
Dengan melakukan hal-hal ini, dia memberitakan Injil Matius 25: “Semua yang Anda lakukan bagi salah seorang saudara atau saudari-Ku, kamu telah melakukannya untuk Aku”.
Vinsensius tidak melakukan hal-hal ini semua sendirian, tapi ia tahu bagaimana memotivasi orang untuk bergabung dengannya dalam mempraktekkan belas kasihan. Itulah sebabnya Gereja menyatakan Vinsensius santo pelindung dari semua organisasi amal dalam tradisi Katolik.
Vinsensius juga memiliki cakrawala yang luas dan melihat lebih jauh dari kebanyakan orang lain. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga petani miskin di Landes di Perancis Selatan dan memilih untuk jadi imam. Dia baru berusia sembilan belas tahun ketika ia ditahbiskan. Dia mendapat kesempatan untuk belajar di universitas Toulouse, di mana ia memperoleh gelar sarjana hukum. Dari sana ia berangkat ke Roma, di mana ia bertemu dengan beberapa imam yang bekerja di daerah kumuh di kota.
Beberapa tahun kemudian ia diangkat menjadi pastor di Paris dan ia memulai kerasulan di antara orang-orang miskin di kota. Tapi ia juga memperoleh akses mudah antara keluarga bangsawan. Dkl: Vinsensius bergaul baik dengan orang kaya dan miskin, dan mampu menciptakan tali penghubung antara kelompok-kelompok yang begitu ketat dipisahkan dalam masyarakat.
Sebagai contoh, ia mulai mengorganisir secara sistematis sebuah asosiasi wanita-wanita yang berkehendak baik, Dames de la Charite, Ladies of Charity, guna menganggulangi perawatan bagi masyarakat miskin dan sakit di parokinya. Itu adalah suatu model baru dan tetap berlangsung: juga di paroki-paroki lain lingkaran yang serupa muncul.
Vinsensius juga mengumpulkan beberapa imam di sekitarnya dan mulai apa yang kelak menjadi Kongregasi Misi: sebuah organisasi untuk pekerjaan pembangunan Katolik, di kota, tetapi terutama di pedesaan miskin.
Karena ada begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan para wanita eloksangat terbatas, Vinsensius mulai juga sekelompok suster, yang disebutnya Filles de la Charite, Puteri Kasih.
Pada akhir hidupnya Vincent membimbing ratusan orang – imam, orang awam dan religius – yang mengabdikan hidup mereka untuk amal: di sekolah dan tempat penampungan untuk anak-anak, di klinik dan rumah duka, di penjara dan rumah sakit darurat di daerah-daerah dimana ada peperangan.
Dalam rangka konteks jaman aktual itu, Vincentius merasa harus memperbaharui kehidupan religius dan menciptakan bentuk lain dari biara-biara dan pertapaan yang sudah ada.
Pada masa Vinsensius, kebanyakan komunitas religius memiliki karakter agak tertutup dan sangat terarah ke dalam. Hal ini membuat sulit bagi mereka untuk berkarya di antara orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan.
Vinsensius membuka cara hidup religius: “biara kami, itulah dunia”, katanya. Jadwal harian dalam komunitas-komunitasnya diubah: ada waktu pendek untuk doa dan pertemuan harian bagi seluruh komunitas, tetapi sebagian besar waktu para pria dan wanita bekerja di luar rumah biara mereka, di mana saja mereka dibutuhkan.
Vinsensius cukup menyadari bahwa ini adalah situasi yang rawan, oleh karena itu sungguh amat penting untuk tetap berpegang pada motivasi yang baik dan keseimbangan yang kokoh.
Bagi Vinsensius, hidup religius berarti: “berpegang pada Allah dengan tangan kanan dan sementara itu mempraktekkan belas kasih dengan tangan kiri”.
Itu suatu prinsip yang cukup radikal, tetapi juga kadang-kadang menciptakan ketegangan antara cita-cita religius yang berbeda. Ungkapan yang mengesankan dalam hubungan ini adalah “Meninggalkan Allah demi Allah”. Kadang-kadang perlu untuk meninggalkan praktek religius yang ketat, agar siap sedia untuk menanggapi panggilan Allah.
Setelah kematian Vinsensius, banyak ordo dan kongregasi mengambil alih bentuk dari kehidupan religius terbuka dan aktif yang telah ia perkenalkan: rumah biara terletak di tengah-tengah dunia, menjadi religius ‘aktif’ dimana banyak dari pekerjaan pastoral diarahkan untuk orang-orang yang miskin dan tinggal di pinggiran masyarakat (kemiskinan mungkin memiliki banyak bentuk).
=====
“Bila anda terpaksa meninggalkan doa untuk melayani orang miskin, jangan cemas, karena itu berarti meninggalkan Tuhan untuk berjumpa lagi dengan Tuhan dalam diri orang miskin.”
“Inilah alasan yang membuat anda harus melayani orang-orang miskin dengan hormat, sebagai majikan anda, dan dengan bakti, yaitu bahwa mereka mewakili pribadi Tuhan kita, yang berkata: Apapun yang engkau lakukan untuk salah seorang saudaraku yang paling hina ini, engkau lakukan untuk aku.”
“Tidak ada yang lebih berjiwa kristiani daripada pergi dari desa ke desa untuk menolong masyarakat miskin dalam usaha mencari keselamatan.” … “Berkarya demi keselamatan orang-orang miskin… merupakan unsur pokok dari panggilan tugas kita, dan semua yang lain hanyalah tambahan belaka.”
“Percayalah secara penuh kepada bimbingan Allah dan siapkanlah diri kalian untuk menghadapi segala macam kejadian, agar dapat memanfaatkan dengan baik kejadian-kejadian yang mempersulit kalian.”
“Marilah selalu siap sedia memanfaatkan dengan baik kesusahan dan segala kejadian hidup kita untuk mencapai kebahagiaan kekal…., dan menyadari bahwa kesempatan untuk menderita dalam pelayanan-Nya merupakan suatu rahmat.”
“Percayalah secara penuh kepada bimbingan Allah dan siapkanlah diri kalian untuk menghadapi segala macam kejadian, agar dapat memanfaatkan dengan baik kejadian-kejadian yang mempersulit kalian.”
“Mari kita melihat Putera Allah. Hati yang begitu penuh kasih! Betapa cinta yang membara. Oh, Penyelamat kita! Sumber cinta yang direndahkan di hadapan siksaan keji salib! Siapakah yang memiliki cinta seperti Engkau? Saudara-saudaraku, jika kita memiliki sebagian dari cinta itu, akankah kita diam dan menyilangkan tangan kita? Akankah kita membiarkan mati segala hal yang bisa kita pelihara? Tidak, cinta kasih tidak dapat diam berpangku tangan, melainkan menggerakkan kita untuk menyelamatkan dan menghibur sesama.”
Percayalah secara penuh kepada bimbingan Allah dan siapkanlah diri kalian untuk menghadapi segala macam kejadian, agar dapat memanfaatkan dengan baik kejadian-kejadian yang mempersulit kalian.
Tibalah perayaan misteri kasih yang membuka mata kita untuk memandang PENYELAMAT DUNIA MENGOSONGKAN DIRI DALAM WAJAH BAYI YANG BARU LAHIR. Saya berharap kita bertemu, bersatu di dekat palungan-NYA untuk memohon supaya kita ditarik pada-NYA dalam PENGOSONGAN DIRI YANG AGUNG.
Percayalah secara penuh kepada bimbingan Allah dan siapkanlah diri kalian untuk menghadapi segala macam kejadian, agar dapat memanfaatkan dengan baik kejadian-kejadian yang mempersulit kalian.
Hendaknya kita menjaga diri dari sikap bersungut-sungut, yang bertentangan sepenuhnya dengan semangat kasih, yang mempersatukan hati orang-orang dengan kehangatan dan keramahan
Begitu banyak orang yang tidak mau memanfaatkan dengan baik kematian dan sengsara Tuhan Yesus. Oh Yesus yang manis dan penuh belas kasihan, Engkau mengamati bahwa di antara manusia, bagian paling besar tidak peduli. Tetapi Engkau tidak menghindari kematian, meskipun Engkau melihat jumlah besar orang yang tak percaya itu tidak menghargainya dan jumlah besar di antara kami meremehkan dan menginjak-injak darah-Mu yang demikian berharga.
Anda harus meminta kepada Allah untuk memberikanmu kekuatan untuk melawan dosa kesombongan yang adalah musuh terbesarmu – akar dari semua yang jahat, dan kegagalan dari semua yang baik. Karena Allah menentang kesombongan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar