HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
SERIAL "PIO" - "Pax In Omnibus" (III)
(Damai Semuanya. Semuanya Damai)
Paolina Preziosi, seorang ibu dengan lima orang anak, yang tinggal di
dekat biara San Giovanni Rotondo, jatuh sakit parah menjelang Paskah.
Dokter mengatakan, mereka tak dapat melakukan apa-apa lagi untuk bisa menolongnya.
Suami dan anak-anaknya pergi kepada Padre Pio untuk meminta bantuannya.
Padre Pio; yang mengenal Paolina sebagai seorang yang istimewa hatinya, menjawab"
"ia akan bangkit pada Minggu Paskah."
Pada hari Jumat Suci, Paolina kehilangan kesadaran. Pada hari Sabtu pagi, ia jatuh koma.
Keluarganya datang lagi kepada Padre Pio, dan Padre Pio menjawab,
"Ia akan bangkit."
Sabtu sore, Paolina meninggal. Keluarganya menyiapkan pemakamannya, termasuk memakaikan padanya gaun pengantinnya seperti kebiasaan di daerah itu.
Pada saat mempersembahkan Misa Paskah Pagi, Padre Pio menangis; pada saat Gloria dan lonceng-lonceng dibunyikan dengan meriah.
Pada saat yang sama, di rumahnya, Paolina berdiri sendiri, tanpa bantuan, lalu berlutut di samping tempat tidurnya dan melafalkan syahadat "Credo / Aku Percaya" dengan nyaring.
Semua orang sangat terkejut. Mereka bertanya padanya apa yang terjadi. Ia menjawab :
"Aku telah mendaki dan mendaki dengan riang. Lalu ketika aku hampir memasuki ke dalam suatu cahaya besar, aku mulai berbalik kembali, dan terus kembali, dan aku kembali."
Keluarganya mengingat, Padre Pio tidak mengatakan "ia akan sembuh", melainkan "ia akan bangkit". Dominus vivit !
"Ada rumah sakit baru di Kalisari - Mari bangkit setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Dokter mengatakan, mereka tak dapat melakukan apa-apa lagi untuk bisa menolongnya.
Suami dan anak-anaknya pergi kepada Padre Pio untuk meminta bantuannya.
Padre Pio; yang mengenal Paolina sebagai seorang yang istimewa hatinya, menjawab"
"ia akan bangkit pada Minggu Paskah."
Pada hari Jumat Suci, Paolina kehilangan kesadaran. Pada hari Sabtu pagi, ia jatuh koma.
Keluarganya datang lagi kepada Padre Pio, dan Padre Pio menjawab,
"Ia akan bangkit."
Sabtu sore, Paolina meninggal. Keluarganya menyiapkan pemakamannya, termasuk memakaikan padanya gaun pengantinnya seperti kebiasaan di daerah itu.
Pada saat mempersembahkan Misa Paskah Pagi, Padre Pio menangis; pada saat Gloria dan lonceng-lonceng dibunyikan dengan meriah.
Pada saat yang sama, di rumahnya, Paolina berdiri sendiri, tanpa bantuan, lalu berlutut di samping tempat tidurnya dan melafalkan syahadat "Credo / Aku Percaya" dengan nyaring.
Semua orang sangat terkejut. Mereka bertanya padanya apa yang terjadi. Ia menjawab :
"Aku telah mendaki dan mendaki dengan riang. Lalu ketika aku hampir memasuki ke dalam suatu cahaya besar, aku mulai berbalik kembali, dan terus kembali, dan aku kembali."
Keluarganya mengingat, Padre Pio tidak mengatakan "ia akan sembuh", melainkan "ia akan bangkit". Dominus vivit !
"Ada rumah sakit baru di Kalisari - Mari bangkit setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar