Ads 468x60px

Sabtu, 21 Juli 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 21 Juli 2018
Hari Biasa Pekan XV
Mikha (2:1-5)
(Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14)
Matius (12:14-21)
"Cor unum et anima una - Sehati dan sejiwa".
Inilah semangat ilahi yang diwartakan Yesus terlebih kepada orang "lemah": "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya" (Mat 12:20-21).
Yesus jelas mempunyai hati yang berbelarasa, "sehati sejiwa" dengan sesama, terlebih yang menjadi korban ketidakadilan dan kekejaman dunia yang berpola "HEM-Hedonis-Egois-Materialistis".
Sikap Yesus ini berbanding terbalik dengan sikap orang-orang Farisi yang licik dan punya banyak intrik, yang bersekongkol untuk membunuh Yesus.
Bisa jadi, mereka tidak mudah sehati sejiwa karena termakan dan terbakar oleh "aura negatif": antipati dan iri hati kepada Yesus yang dianggap menjadi "saingan" mereka. Bisa jadi hati dan jiwa mereka juga tumpul terhadap orang lain karena yang mereka ajarkan tidak mereka laksanakan padahal notabene mereka adalah orang-orang terhormat/kaum yang dianggap "suci" dan ahli dalam kitab suci.
Dari fenomen ini, kita belajar beberapa hal dasar, antara lain:
1. "Kepekaan":
Seperti perasaan-Nya yang peka pada orang kecil, Ia juga tahu maksud orang-orang Farisi yang bersekongkol untuk membunuh-Nya. Hatinya "sensual" (Lat: sensuum), bisa mrasakan isi hati org lain karena kedalaman hidup dan relasi-Nya dengan Bapa.
2. "Ketenangan":
Ia tidak terpancing untuk reaktif, untuk langsung membalas dendam/berkoar-koar serta membuat perlawanan/balasan. Ia tetap tenang dan sengaja menyingkir dulu untuk tidak larut & ikut hanyut tapi bisa mengambil jarak dan bersikap secara lebih jernih, "clara et disctinta"- jelas dan terpilah-pilah.
3. "Keberpihakan":
Ia punya opsi. Imannya identik dengan keterlibatan dan keberpihakan. Ia jelas berpihak pada orang kecil dan tersingkir: "yang patah sumbunya dan pudar nyalanya". Ia hadir untuk menjadi "sahabat" yang sehati+sejiwa, tidak hanya klise/kata kata hampa tapi benar-benar sejati dan penuh dengan tindakan kasih yang nyata.
"Cari celana di Pasar Koja - Jadilah orang bijaksana+bersahaja."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Kutipan Teks Misa:
“Sebelum diberkati dengan sabda surgawi namanya roti. Tetapi setelah konsekrasi roti itu merupakan Tubuh Kristus” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Mat 12:18)
Inilah hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi. Roh-Ku akan Kucurahkan kepada Dia, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada sekalian bangsa.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahabaik, Engkau menghendaki suara-Mu terdengar dan kebaikan-Mu disaksikan orang dalam diri manusia penuh cinta kasih, yang takkan mematahkan gelagah terkulai dan takkan memadamkan sumbu berkedip-kedip. Semoga Dia menjadi lambang pengharapan dan kedamaian. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Mikha (2:1-5)
"Mereka merampas ladang-ladang dan menyerobot rumah-rumah."
Celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan dan merencanakan kejahatan di tempat tidurnya! Pada waktu fajar mereka melakukannya, sebab hal itu ada dalam kekuasaannya. Bila menginginkan ladang, mereka merampasnya; bila menginginkan rumah, mereka menyerobotnya. Mereka menindas orang bersama isi rumahnya dan manusia bersama milik warisannya. Sebab itu beginilah sabda Tuhan, “Sungguh Aku merancang malapetaka terhadap kaum ini. Dan kalian takkan dapat menghindarkan lehermu dari padanya. Kalian takkan dapat lagi berjalan angkuh, sebab waktu itu adalah waktu yang mencelakakan. Pada hari itu orang akan melontarkan sindiran tentang kalian dan akan memperdengarkan suatu ratapan. Mereka akan berkata, “Kita telah dihancurluluhkan! Bagian warisan bangsaku telah diukur dengan tali, dan tak ada orang yang mengembalikannya. Ladang-ladang kita dibagikan kepada orang-orang yang menawan kita.” Sebab itu tidak akan ada bagimu orang yang melontarkan tali dengan undian di dalam jemaah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, janganlah Kaulupakan orang yang tertindas.
Ayat. (Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14)
1. Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh ya Tuhan, dan menyembunyikan diri-Mu di kala aku kesesakan? Karena congkak, orang fasik giat memburu orang yang tertindas, mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
2. Orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, orang tamak mengutuk dan menista Tuhan. Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas, “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!” itulah seluruh pikirannya.
3. Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan. Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah.
4. Engkau memang melihatnya, sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong.
Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:14-21)
"Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan."
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. Tetapi Yesus tahu maksud mereka, lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Dia, dan Ia menyembuhkan mereka semua. Dengan keras Ia melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Lihatlah, itu hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepadanya jiwa-Ku berkenan. Roh-Ku akan Kucurahkan atas Dia, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada sekalian bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak, suara-Nya tidak terdengar di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Kepada-Nyalah semua bangsa akan berharap.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
B.
MADAH HARIAN PAGI
Seorang pertapa melihat satu setan sedang mendesak setan lainnya untuk membangunkan seorang rahib yang sedang tertidur.
Ia mendengar setan itu menjawab:
"Aku tak mau, biar saja dia tidur.
Karena kalau ia bangun, ia membakarku dengan bernyanyi mazmur dan membaca doa."
- The Desert Fathers
---------------
MADAH HARIAN PAGI
(Sabtu, 21 Juli 2018)
O ratu kami yang mulya
Luhur tiada taranya
Engkau merangkul memangku
Tuhan Allah penciptamu.
Pintu yang ditutup Hawa
Dibuka putera bunda
Engkaupun turut berjasa
Membukakan gerbang surga.
Kami anggap tugas luhur
Untuk mengucapkan syukur
Dengan menyanyikan madah
Atas anugerah Allah.
Dimuliakanlah Bapa
Bersama Putra dan Roh-Nya
Yang melimpahkan kurnia
Kepada bunda Maria. Amin.
DOA
Ya Allah, Engkaulah sumber dan pangkal keselamatan kami. Semoga kami selalu berusaha menyatakan kemuliaan-Mu dengan tingkah laku kami, sehingga di surga pun kami Kauizinkan memuji Engkau selama-lamanya. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
C.
NOVENA IGNATIUS
HARI I (22 JULI 2018)
Tanggal 31 Juli adalah Pesta Santo Ignatius Loyola. Gereja dengan penuh "HIK" - "Harapan Iman Kasih", mengajak kita ikut merenungkan kisah hidup Santo Ignatius Loyola sekaligus berdoa Novena Santo Ignatius Loyola, selama 9 hari dari tanggal 22 Juli hingga 30 Juli
Di bawah ini disaji-kenangkan cuplikan kisah hidup Santo Ignatius dan juga renungan singkat yang bisa dipakai, yang tentunya diharapkan membantu pelaksanaan novena kita secara pribadi.
NOVENA ST. IGNATIUS LOYOLA
HARI PERTAMA
1. Inigo dan Masa Mudanya.
Inigo, begitulah nama Ignatius Loyola, adalah seorang anak bungsu dari 12 bersaudara.
Lahir di Basque, daerah utara spanyol dari keluarga bangsawan di Puri Loyola. Di tempat inilah Inigo dibesarkan dan memulai takdirnya dalam hidup kebangsawanan dan juga ksatria.
Pada umur 14 tahun dia mulai dididik untuk menjadi bagian dari kebangsawanan Raja Spanyol.
Masa mudanya penuh dengan semangat dan gaya hidup bangsawan serta didikan untuk menjadi seorang ksatria, yang tentunya menarik hati banyak wanita dalam romantisme kebangsawanan atau juga machoisme sebagai seorang ksatria.
Sulit untuk menduga bahwa garis hidup yang demikian adalah cara Tuhan “menggodok” seorang Santo.
RENUNGAN :
Sebagaimana kita merenungkan kisah hidup Inigo, apa yang anda pikirkan tentang hidup anda sendiri?
Mungkin kita sering merasakan dimanakah Tuhan dalam hidup saya ketika saya berjuang jatuh bangun untuk membangun diri dan hidup yang saya impikan?
Seringkali cara terbaik untuk menemukan Dia, adalah dengan tetap setia dan sabar melihat kedalaman diri dan hati tanpa judgement,
tanpa prasangka, berpikir positif dan tetap percaya bahwa Tuhan hadir dan menyertai.
Melihat secara realistis apa yang terjadi dalam hidup,
merefleksikannya di dalam kedalaman hati kita,
jujur dan tulus dengan hidup ini bisa jadi merupakan “jalur” yang baik untuk menemukan kehendakNya.
Kisah hidup berikut adalah sebuah kisah pertempuran di Pamplona:
Dalam pertempuran dahsyat antara Spanyol dan Perancis, Inigo dengan semangat gagah berani ikut mempertahankan mati-matian benteng Pamplona dari serbuan massal pasukan Perancis.
Semangatnya yang pantang mundur membuatnya tetap bertahan dan mengambil alih kendali pasukan ketika pasukan Spanyol sendiri sudah banyak yang putus asa dan lari menyelamatkan diri.
Dalam pertempuran yang hebat itu, sebuah peluru meriam menerjang kakinya, meninggalkan Inigo dengan luka dan cedera yang serius. Dia pun harus dipapah pasukan Perancis sebelum akhirnya dibawa kembali ke Loyola.
Cedera kakinya, yang membuatnya pincang sungguh meruntuhkan kebanggaan dirinya, ambisi pribadi, kepercayaan diri, dan juga mimpi-mimpinya. Dia menjadi frustrasi karena cedera ini seperti menyingkirkan dia dari aksi-aksi kebangsawanan yang gagah berani dan tentu saja kesempurnaan.
Saat kegagalan di Pamplona rupanya menjadi saat dimana Tuhan berkarya. Kekalahan Spanyol adalah berkat buat Inigo.
Saat-saat sakitnya adalah moment penting bagi Inigo untuk merasakan sentuhan Tuhan dan membuat dirinya sungguh bisa bekerja sama dengan rahmat Tuhan sendiri.
Bukankah memang seringkali moment-moment yang penting dalam perubahan hidup kita terjadi ketika kita dalam kekecewaan, tak berdaya, dan pada saat kita gagal?
Saat-saat itu bisa sungguh menjadi saat dimana kita mulai memahami cinta dan hidup yang mendalam; menjadi sebuah moment dan tempat dimana kita menemukan benih-benih untuk berkembang dalam hidup.
RENUNGAN :
Apakah ada dalam moment hidup anda yang mengingatkan anda akan peristiwa Pamplona sebagaimana Inigo alami- saat dimana anda bertindak tanpa hati-hati, dengan kenekatan dan keberanian?
Atau ketika anda sungguh merasa tak berdaya dan dalam kegagalan?
Kalau melihat ke belakang, melihat peristiwa-peristiwa itu, apa yang bisa anda rasakan dan pikirkan sekarang ini?
DILANJUTKAN DENGAN
DOA NOVENA ST. IGNATIUS LOYOLA
(sama untuk 9 hari)
D.
DOA ANGELUS DOMINI DAN SERDADU-SERDADU SWISS
Ora et labora
vivat Deus unus et Trinus in cordibus nostris Berdoa dan bekerjalah
Semoga Allah yang Satu dan Tritunggal hidup di dalam hati semua orang.
Setiap siang di Kantor Pusat Serdadu-serdadu Swiss di dalam Vatikan, menjelang jam 12.00 tengah hari, pasti terdengar lonceng berdering. Ada apa ? Mereka serentak berdoa Angelus.
Biasanya mereka pergi bersama ke sebuah sudut di mana ada Salib dan Bunda Maria dan semua memegang buku Doa Angelus yang khusus dirancang untuk Serdadu-serdadu Swiss. Satu dari mereka yang bertugas Minggu ini mengangkat Doa Angelus dan semua aktif berdoa dengan lancar.
Di akhir Doa, didaraskan pula sebuah doa khusus untuk Paus, Pemimpin Gereja Katolik yang mereka layani secara khusus, siap mengorbankan nyawa sekalipun, sejak 500-an tahun yang lalu.
Di dalam doa khusus itu mereka memohon agar Paus selalu dilindungi dan diberkati oleh Tuhan dalam menjalankan tugas kerasulan Kepausan yang diserahkan kepadanya, melanjutkan tugas perutusan Santo Petrus.
Sekalipun semua mereka sibuk, tetapi ketika lonceng berdering, mereka yang kebetulan tidak berjaga di gerbang-gerbang Vatikan bergegas datang berkumpul untuk berdoa Angelus yang berdurasi hanya sekitar 5 menit itu.
Doa Angelus, sebuah tradisi lama di dalam Gereja Katolik yang dulu sering orangtua dan nenek-nenek kita lakukan. Sekalipun sedang mencangkul, mereka melepaskan cangkul lalu langsung berdoa Angelus di tempat.
Saat ini tradisi bagus itu sayangnya sudah berangsur hilang padahal Sri Paus masih tetap menjaga dan melanjutkan tradisi Doa Angelus. Juga di setiap Kantor Vatikan masih dipelihara tradisi itu.
Setiap hari Minggu, kalau Paus berada di Vatikan, beliau naik ke Istana Kepausan sekitar jam 11.30 pagi, berdiri di jendela kedua dan berdoa Angelus bersama para peziarah dan turis-turis yang memadati Lapangan Santo Petrus dan beliau akhiri dengan berkat.
E.
DOA ANGELUS.
Angelus Domini nuntiavit Mariae et concepit de Spiritu Sancto.
Ave Maria...
Ecce, ancilla Domini. Fiat mihi secundum verbum Tuum.
Ave Maria...
Et verbum caro factum est et habitavit in nobis.
Ave Maria...
Ora pro nobis, Sancta Dei Genetrix, ut digni efficiamur promissionibus Christi.
=============
The angel of the Lord declared unto Mary, and she conceived by the power of Holy Spirit.
Hail Mary...
Behold the handmaid of the Lord, be it done unto me according to your Word.
Hail Mary...
And the Word was made flesh, and dwelt among us.
Hail Mary...
Pray for us, O Holy Mother of God. That we may be made worthy of the promises of Christ.
=============
Maria diberi kabar oleh Malaikat Tuhan, bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus.
Salam Maria ...
Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu.
Salam Maria ...
Sabda sudah menjadi daging, dan tinggal di antara kita.
Salam Maria ...
Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah, supaya kami dapat menikmati janji Kristus.
**********
Doa “Malaikat Tuhan - Angelus Domini” adalah salah satu devosi bersama Bunda Maria untuk menghormati misteri inkarnasi, penjelmaan Tuhan menjadi manusia, dan didoakan tiga kali dalam sehari, pada pagi hari, siang hari dan sore hari, ketika lonceng gereja dibunyikan.
Doa Malaikat Tuhan sendiri terdiri dari tiga kali doa Salam Maria yang diselingi dengan beberapa ayat, jawaban, dan sebuah doa (Puji Syukur No. 15).
Doa ini disebut “Doa Angelus” karena bermula dari salam dan kabar sukacita yang disampaikan oleh Malaikat (Latin: Angelus) kepada Maria, dan dalam rumusan bahasa Latinnya “Angelus” adalah kata pertamanya (Angelus Domini nunciavit Mariae”: “Malaikat Tuhan memberi kabar kepada Maria”).
Kebiasaan untuk mendoakan pada pagi hari dimulai di Parma, Italia pada abad ke-13, ketika tiga kali doa Bapa Kami dan tiga kali doa Salam Maria diperintahkan untuk didoakan, dengan intensi mendapatkan berkat kedamaian. Lonceng yang memberikan tanda waktu berdoa ini dulunya dikenal sebagai “Peace Bell”.
Adalah Santo Bonaventura dalam sidang umum Ordo Fransiskan di tahun 1263 yang juga menetapkan bahwa setiap senja baiklah dibunyikan lonceng, agar para biarawan dan awam membiasakan diri menyampaikan salam kepada Yesus, yang adalah Allah yang menjadi manusia melalui rahim Maria.
Dan setiap malam hari, lonceng yang sama dibunyikan lagi untuk mengingatkan para biarawan dan awam akan kasih Allah yang nyata dalam Yesus dan kepengantaraan Maria dalam karya keselamatan Allah.
Kebiasaan berdoa dari para biarawan dan awam tersebut terus dilakukan dan berkembang terlebih pada abad ke-14, bahkan sudah dilakukan juga pada pagi hari.
Pada abad ke-14 inilah, di Prancis dibiasakan juga untuk membunyikan lonceng ini pada siang hari. Adapun, lonceng yang dibunyikan pada siang hari dimaksudkan untuk memanggil orang-orang beriman supaya melakukan meditasi sebagai peringatan akan sengsara Yesus, dan hanya dibunyikan pada hari Jumat.
Tetapi setelah beberapa waktu kemudian, lonceng juga dibunyikan pada hari-hari lainnya, dimana pada awalnya Doa Malaikat Tuhan hanya terdiri dari bagian pertama doa Salam Maria yang diulang tiga kali.
Dalam bingkai historiografi, doa ini dipanjatkan untuk keberhasilan para tentara Salib dalam peperangan pada masa itu.Selanjutnya di Jerman dan terlebih di Italia, kebiasaan ini juga terus dilakukan - dimana Doa Kemuliaan ditambahkan sesudah setiap Salam Maria untuk menghormati Tritunggal Mahakudus dalam hubungannya dengan Maria.
Pada tahun 1475, Paus Sixtus IV memberikan indulgensi bagi mereka yang mendaraskan doa Angelus pada siang hari. Namun pada tahun 1517, Paus Leo X, memberikan indulgensi kepada siapapun yang mendaraskan baik pada pagi, siang maupun sore atau malam hari.
Selanjutnya Paus Pius V dalam tahun 1571 merevisi dan melengkapi sampai menjadi seperti yang kita kenal saat ini. Pada waktu itu, doa Angelus diucapkan pada dini hari untuk menghormati kebangkitan Yesus, pada siang hari untuk menghormati sengsara Yesus dan pada senja hari untuk menghormati peristiwa Inkarnasi.
Paus Paulus VI dalam ensiklik “Marialis Cultus” menulis, “Doa Angelus ini sesudah berabad-abad, tetaplah mempertahankan nilainya dan kesegaran aslinya.”
Paus ke-264, Yohanes Paulus II, menyatakan bahwa Doa Angelus adalah sangat sederhana, berasal dari injil, asal-muasalnya dari doa perdamaian, dan sesuai dengan misteri Paskah. Karena itu, Paus Yohanes Paulus II menekankan bahwa Doa Angelus tidak perlu diubah lagi.
Pastinya, narasi yang diringkaskan dengan begitu indah di dalam doa ini dapat ditemukan pada bab pertama Injil Lukas dan dari Injil Yohanes. Jadi, dengan mendoakannya, kita diingatkan pada pagi hari, siang hari dan sore hari akan Dia yang atas namanya kita akan diselamatkan dan Bunda Maria. Bapa Suci sendiri memimpin umatnya berdoa Angelus setiap hari Minggu siang.
Adapun lonceng angelus biasanya didentangkan pada saat jam-jam tepat untuk pendarasan doa angelus ( Pkl.06.00, 12.00, 18.00 ), dimana:
doa yang jam 6 pagi: untuk menghormati kebangkitan Kristus;
doa yang jam 12 siang: untuk menghormati sengsara Kristus;
doa yang jam 6 sore: untuk menghormati misteri inkarnasi (Allah menjadi manusia).
Sedangkan di pertapaan Trappist Rawaseneng, lonceng pagi didentangkan pada pukul 04.45 setelah Ibadat Vigili dan meditasi pagi; siang pada pukul 12.20 setelah Ibadat Sexta dan Examen Conscientiae, dan terakhir pada pukul 20.10 setelah Ibadat Penutup/Completorium.
Secara umum, dentangan lonceng yang biasa didentangkan di pelbagai gereja dan biara Katolik, berpola sebagai berikut :
-Pendentangan pertama secara bertubi-tubi ( Saat waktu menunjukkan jam doa Angelus )
- Pendentangan lonceng sebanyak 3 kali, pada setiap bait doanya.
-Pendentangan terakhir dengan pola 3x3, sesudah kata marilah berdoa. 3a-3b-jeda, 3a-3b-jeda, dan seterusnya hingga doa selesai.
Paus Yohanes XXIII dalam catatannya tentang “Lonceng Angelus” menyatakan bahwa yang didentangkan pada pada pagi hari/dini hari merupakan, “tanda pergantian malam yang tenang menjadi siang yang gemilang, pada saat itulah langit menunduk untuk bertemu muka dengan bumi.”
F.
GARDA SWISS: TENTARA VATIKAN.
Setiap tahun pada tanggal 6 Mei, para anggota baru dari Garda Swiss Kepausan dilantik dan diambil sumpah dalam upacara yang mengesankan dan penuh tradisi di Lapangan Santo Damaso di Istana Apostolik Vatikan.
Garda Swiss adalah angkatan bersenjata tertua di dunia, dan Garda Swiss Kepausan adalah yang bertugas untuk Vatikan.
40 Garda Swiss baru yang dilantik tahun 2017 ini adalah kelompok rekrutan pertama yang menjalani model pelatihan baru, yang mencakup satu bulan pengajaran di sekolah Garda Swiss yang terkenal di Isone di kanton Ticino sebelum memulai tugas mereka di Vatikan.
Menjelang upacara pelantikan, para rekrutan baru, bersama keluarga dan teman-teman mereka, dan anggota Garda Swiss lainnya, diterima oleh Paus Fransiskus dalam audiensi di Sala Clementina.
Di hadapan banyak pengunjung dari negeri Swiss ini, Paus mengatakan, "ini adalah sebagai perwujudkan kasih sayang umat Katolik Swiss kepada Takhta Suci, pendidikan Kristen, dan teladan yang baik dimana para orang tua telah menularkan kepada anak-anak mereka iman, nilai yang berkaitan dengan Komunitas Kristen, dan pentingnya pelayanan gerejani."
Paus Francis mengingat kembali bahwa upacara tersebut berlangsung pada hari peringatan Sack of Rome/ penjarahan Roma yang terjadi pada tahun 1527, ketika 147 orang Garda Swiss mengorbankan hidup mereka untuk membela dan melindungi Paus, saat itu Paus Klemen VII.
Di masa ini, kata Paus, Garda Swiss "tidak dipanggil untuk mempersembahkan kehidupan fisik Anda ini, tetapi untuk pengorbanan lain yang tidak kalah sulitnya: melayani, yaitu kekuatan iman."
Ini, lanjutnya, " Adalah penghalang efektif untuk melawan berbagai perangkat dan kekuatan di dunia ini, dan terutama dia yang adalah 'pangeran dunia ini,' 'bapa dari kebohongan,' dia yang 'berjalan seperti singa, mencari seseorang untuk dimakan.' "
Paus menekankan pentingnya pertumbuhan rohani bagi para Garda Baru selama mereka berada di Roma. Dia mengundang mereka untuk melewatkan waktu mereka di kota abadi tersebut "dengan persaudaraan yang tulus, saling mendukung dalam menjalani kehidupan teladan Kristen yang dimotivasi dan didukung oleh iman Anda."
Paus mendorong mereka untuk menganggap diri mereka "bagian aktif dari orang-orang hebat dari Tuhan, murid misionaris yang berkomitmen untuk memberi kesaksian tentang Injil "baik dalam pekerjaan mereka maupun di waktu luang mereka di Roma."
Peristiwa penjarahan Roma sendiri terjadi pada 5 Mei 1527, di mana pada saat itu Roma diserang dan telah mencapai Vatikan.
100 orang lebih Garda Swiss terbunuh di lapangan Basilika Santo Petrus, sementara yang masih selamat berhasil mengamankan Bapa Suci Paus Klemen dengan melarikannya ke dalam terowongan yang menghubungkan Istana Apostolik dengan Kuil Saint Angelo.
Untuk mengingat peristiwa ini, rekrutan dan sumpah para Garda Swiss yang baru selalu diselenggarakan pada tanggal 6 Mei setiap tahun.
Pengambilan sumpah dilakukan dengan tiap anggota baru memegang panji dengan tangan kirinya, dan tangan kanan mengacungkan tiga jari ke atas, sebagai lambang kesetiaan iman kepada Tritunggal Mahakudus, sembari mengucapkan sumpah :
”Saya, (nama), bersumpah dengan tekun dan setia akan mematuhi semua yang baru saja dibacakan kepada saya, maka anugerahkanlah kepada saya ya Allah, dan tolonglah saya ya para Kudus-Nya.”
Syarat umum untuk menjadi seorang Garda Swiss antara lain, berumur antara 19-30 tahun, belum menikah, dan berperilaku sangat baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar