HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 7 Agustus 2018.
Yeremia (30:1-2.12-15.18-22)
(Mzm 102:16-18.19-21.29.22-23)
Matius (15:1-2, 10-14)
“Salva me – Selamatkanlah kami!”
Inilah harapan kita kepadaNya terlebih ketika mengalami aneka ria cobaan dan badai kehidupan.
Bersama dengan pengalaman iman para murid yang melihat kuasa Yesus, kita diajak mengingat tiga kalimat yang tercatat dalam injil hari ini, antara lain:
1."Tuhan, tolonglah aku!"
Inilah teriakan Petrus ketika mengalami ketakutan. Inilah teriakan orang yang memohon pertolongan ilahi. Yesus sendiri kerap meluangkan waktu untuk memohon pertolongan ilahi.
Ia setia ber-“intimitas cum Deo”, berdoa/ber-sendirian dengan Allah.(Mrk 1:35; 6:46; Luk 5:16; 6:12; 9:18; Luk 22:41-42; Ibr 5:7). Yang pasti: goncangan dan gelombang kehidupan adalah latihan iman dan kesempatan untuk berdoa. Tak satu kejadianpun dalam hidup kita luput dari kasih-Nya.
2."Tenanglah! Aku ini, jangan takut!
Hai orang yg kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Ada banyak hal yang membuat kita takut dan kecut, resah dan dan gelisah, bimbang dan gamang. Tapi, Yesus ingin agar kita senantiasa memandang Dia.
Yah, kata-kata-Nya yang membangkitkan semangat dilandaskan pada kasih kerahiman dan kuasa-Nya yang tidak terbatas.
Sering dalam Alkitab tercatat bahwa Allah memberi dorongan kepada umat-Nya dengan mengatakan: "Jangan takut." (Yos 1:9; 11:6; 2Raj 19:6; 2Taw 20:15; 32:7; Neh 4:14; Mazm 49:17; 91:5; Yes 10:24; 37:6; 44:8; Mat 17:7; 28:10;Mrk 5:36; Luk 12:4; Yoh 14:1,27; Kis 18:9; 1Pet 3:14).
3."Sesungguhnya Engkau Anak Allah."
Julukan ini sama dg “Juruselamat ilahi”, “Mesias” atau “Kristus”. Sekalipun identifikasi itu telah dilakukan sebelumnya oleh para murid (Yoh. 1:41,49), terdapat kesadaran yg terus meningkat ttg pengenalan akan Yesus.
Indahnya, pengenalan akan Yesus merupakan proses dinamis, karena Yesus selalu hadir dalam gulat geliat dan badai hidup kita.
"Makan bakut di Stasiun Kota - Jangan takut wartakan cinta."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
MADAH HARIAN.
Discipulorum iter ad montem Tabor nos admonet, ut a mundanis recedamus ad contemplandum Iesum.
The disciples’ experience on Mount Tabor is an invitation to us to abandon worldly things and to contemplate Jesus.
Pengalaman para murid di Gunung Tabor adalah undangan bagi kita untuk meninggalkan hal-hal duniawi dan merenungkan Yesus.
MADAH HARIAN PAGI
(Selasa, 7 Agustus 2018)
Gelap berkurang, malam hampir hilang
Fajar gemilang menyebarkan terang.
Marilah kita memanjatkan doa
Kepada Bapa.
Semoga Bapa berbelaskasihan
Membimbing kita dalam pengabdian
Dan merestui karya darma bakti
Sepanjang hari.
Ya Bapa kami, sudilah kabulkan
Harapan hati yang kami ungkapkan
Secara tulus demi Yesus Kristus
Dalam Roh Kudus. Amin.
DOA
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah cahaya sejati yang menyinari semua orang untuk menyelamatkan mereka. Kuatkanlah kami agar dapat menyiapkan bagi-Mu jalan perdamaian dan keadilan. Sebab Engkaulah pengantara kami, yang hidup yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
======
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS
DALAM DOA MALAIKAT TUHAN
5 Agustus 2018 : "MAKNA MUKJIZAT PENGGANDAAN ROTI DAN IKAN."
Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!
Pada hari-hari Minggu terakhir ini, liturgi telah menunjukkan kepada kita gambaran Yesus yang penuh kelembutan, yang pergi untuk menemui orang banyak dan kebutuhan mereka. Dalam kisah Injil hari ini (bdk. Yoh 6:24-35) sudut pandang berubah : orang banyak, yang diberi makan oleh Yesus, yang sekali lagi mulai mencari-Nya. Namun, bagi Yesus tidaklah cukup orang-orang mencari-Nya; Ia ingin orang-orang mengenal-Nya. Ia menginginkan pencarian dan pertemuan dengan-Nya melampaui kepuasan kebutuhan jasmani seketika itu juga. Yesus datang untuk membawakan sesuatu yang lebih kepada kita : membuka keberadaan kita ke cakrawala yang lebih luas ketimbang asyik dengan makanan sehari-hari, pakaian, karier dan sebagainya. Oleh karena itu, berpaling kepada orang banyak Ia berseru : "Sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang" (ayat 26). Dengan demikian Ia merangsang orang-orang untuk melangkah maju, bertanya kepada diri mereka sendiri tentang makna mukjizat, dan bukan hanya mengambil keuntungan daripadanya. Sebenarnya, penggandaan roti dan ikan adalah tanda dari karunia besar yang telah dibuat Bapa untuk umat manusia, yaitu Yesus sendiri!
Ia, Sang “Roti Hidup” sejati (ayat 35), ingin memuaskan tidak hanya tubuh tetapi juga jiwa, memberikan santapan rohani yang dapat memuaskan rasa lapar yang paling luar biasa. Karena itu, Ia mengundang orang banyak untuk mendapatkan bagi diri mereka bukan makanan yang tak dapat binasa, tetapi makanan yang tersisa untuk hidup yang kekal (bdk. ayat 27). Itulah santapan yang Yesus diberikan kepada kita setiap hari: sabda-Nya, tubuh-Nya, dan darah-Nya. Orang banyak mendengarkan undangan Tuhan, tetapi tidak mengerti maknanya - seperti yang sering terjadi dengan kita - dan mereka bertanya kepada-Nya : “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" (ayat 28). Para pendengar Yesus berpikir bahwa Ia sedang meminta mereka untuk menaati perintah untuk mendapatkan mukjizat-mukjizat lainnya, seperti mukjizat penggandaan roti. Inilah godaan umum : merendahkan agama menjadi penerapan hukum, menonjolkan gambaran hubungan kita dengan Allah sebagai hubungan antara para hamba dan majikan mereka. Para hamba harus melaksanakan tugas-tugas yang telah diberikan oleh majikan mereka, untuk menikmati kebajikannya. Kita semua mengetahui hal ini. Oleh karena itu, orang banyak ingin mengetahui dari Yesus tindakan apa yang harus mereka lakukan untuk menyenangkan Allah. Tetapi, Yesus memberikan jawaban yang tidak terduga : “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah" (ayat 29). Kata-kata ini dialamatkan, hari ini, juga kepada kita : karya Allah tidak sedemikian banyak berupa “melakukan” tetapi berupa “percaya” kepada Dia yang telah Ia utus. Ini berarti bahwa iman kepada Yesus memungkinkan kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah. Jika kita membiarkan diri kita terlibat dalam hubungan kasih dan kepercayaan dengan Yesus ini, kita akan dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan baik dengan aroma Injil, demi kebaikan dan kebutuhan saudara-saudara kita.
Tuhan mengundang kita untuk tidak lupa bahwa, memang perlu kita peduli akan roti jasmaniah, yang lebih penting lagi adalah memupuk hubungan kita dengan-Nya, memperkuat iman kita kepada Dia yang adalah “roti hidup”, yang datang untuk memuaskan rasa lapar kita akan kebenaran, rasa lapar kita akan keadilan dan rasa lapar kita akan cinta.
Pada hari di mana kita memperingati peresmian Basilika Santa Maria Major, Roma, Salus populi romani, semoga Perawan Maria mendukung kita dalam perjalanan iman kita dan membantu kita untuk membebaskan diri kita dengan sukacita terhadap rencana Allah bagi kehidupan kita.
[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]
Saudara-saudari terkasih,
Empat puluh tahun yang lalu, Beato Paulus VI menjalani hari-hari terakhirnya di bumi. Pada kenyataannya, beliau meninggal pada tanggal 6 Agustus 1978 sore. Kita mengenangnya dengan begitu banyak penghormatan dan rasa syukur sambil menunggu kanonisasinya pada tanggal 14 Oktober mendatang. Dari Surga, semoga beliau menjadi perantara bagi Gereja, yang sangat beliau cintai, dan bagi perdamaian dunia. Kita semua menyambut dengan tepuk tangan Paus pembaharu yang hebat ini!
Saya menyambut kalian semua dengan penuh kasih sayang, umat Roma dan para peziarah dari berbagai negara : keluarga, kelompok paroki, lembaga, dan umat perorangan.
Khususnya saya menyambut peziaran daur dari Velehrad (Moravia), umat Lorca (Spanyol), dan orang-orang muda dan anak-anak muda Novoli.
Saya mengucapkan selamat hari Minggu kepada kalian semua. Tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya. Terima kasih! Dan nikmatilah makan siang kalian! (PS)
B.
Kutipan Teks Misa:
“Seorang imam adalah tiang-tiang dasar untuk membantu orang lain, sedangkan saya begitu lemah sehingga membutuhkan bantuan orang lain.” – St. Albertus dari Trapani
Antifon Pembuka (Yer 30:22)
Kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber belas kasih, semoga kami selalu tertarik kepada-Mu dan Kaupulihkan perjanjian-Mu dengan kami. Berkenanlah menanam dalam-dalam di hati kami cinta kasih yang merupakan anggaran dasar Kerajaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Allah mendidik bangsa Israel melalui penderitaan. Dengan itu, mereka belajar bahwa hanya Allah yang bisa memberi keselamatan sejati. Allah sendiri selalu bersedia memulihkan relasi dengan bangsa Israel yang dirusak oleh dosa. Yang penting, mereka mau bertobat dan berbalik kepada Allah.
Bacaan dari Kitab Yeremia (30:1-2.12-15.18-22)
"Karena kesalahan dan dosamu sangat banyak, maka Aku telah memukul engkau. Tetapi Aku akan memulihkan kemah Yakub."
Tuhan bersabda kepada Yeremia demikian, “Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel, ‘Tulislah segala perkataan yang telah Kusabdakan kepadamu dalam sebuah kitab’.” Beginilah sabda Tuhan tentang Israel, “Penyakitmu sangat parah, lukamu tak tersembuhkan! Tiada orang yang membela hakmu, tiada obat untuk bisulmu, tiada kesembuhan lagi. Sungguh, Aku telah memukul engkau dengan pukulan musuh, dan dengan hajaran yang bengis, karena kesalahanmu banyak dan besarlah jumlah dosamu! Mengapa engkau berteriak karena penyakitmu? Mengapa engkau mengaduh karena kepedihanmu sangat payah? Karena kesalahanmu banyak, dan dosamu besar jumlahnya, maka Aku telah melakukan semuanya ini kepadamu.” Dan beginilah sabda Tuhan selanjutnya, “Sesungguhnya, Aku akan memulihkan keadaan kemah-kemah Yakub, dan akan mengaasihani tempat-tempat tinggalnya. Kota itu akan dibangun kembali di atas reruntuhannya, dan purinya akan berdiri di tempatnya yang asli. Nyanyian syukur akan terdengar dari antara mereka, juga suara orang yang bersukaria. Aku akan membuat mereka berlipatganda, dan mereka tidak akan berkurang lagi. Aku akan membuat mereka dipermuliakan, dan mereka tidak akan dihina lagi. Anak-anak mereka akan menjadi seperti dahulu kala, dan perkumpulan mereka akan tinggal tetap di hadapan-Ku. Aku akan menghukum semua orang yang menindas mereka. Orang yang memerintah atas mereka akan tampil dari antara mereka sendiri. Dan orang yang berkuasa atas mereka akan bangkit dari tengah-tengah mereka. Aku akan membuat dia maju dan mendekat kepada-Ku. Sebab siapakah yang berani mempertaruhkan nyawanya untuk mendekat kepada-Ku?” demikianlah firman Tuhan. Maka kamu akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allahmu.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan membangun Sion dan menampakkan diri dalam kemuliaan.
Ayat. (Mzm 102:16-18.19-21.29.22-23)
1. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
2. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi, untuk mendengarkan keluhan orang tahanan, dan membebaskan orang-orang yang ditentukan harus mati.
3. Anak hamba-hamba-Mu akan diam dengan tenteram dan anak cucu mereka akan tetap ada di hadapan-Mu. Supaya nama Tuhan diceritakan di Sion, dan Dia dipuji-puji di Yerusalem apabila para bangsa berkumpul bersama-sama dan kerajaan-kerajaan berhimpun untuk beribadah kepada Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Rabi, Engkau Anak Allah, Engkaulah raja Israel. Alleluya.
Dari pihak Yesus, Yesus selalu bersedia mendengarkan dan mengabulkan permohonan kita, seperti Dia mengabulkan permintaan Petrus untuk berjalan di atas air. Namun, sering kali karena keragu-raguan dan iman yang lemah, kita sendiri tidak siap menerima rahmat yang kita mohon. .
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:1-2, 10-14)
"Tuhan, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air."
Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem. Mereka berkata, “Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.” Yesus lalu memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarkan dan camkanlah, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” Maka datanglah para murid dan bertanya kepada Yesus, “Tahukah Engkau bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang Farisi?” Tetapi Yesus menjawab, “Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga, akan dicabut sampai akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka itu orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lubang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Para murid ketakutan ketika perahu mereka diombang-ambingkan gelombang. Mereka ketakutan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, apalagi Yesus tidak bersama mereka. Namun, pada saat yang tepat, Yesus hadir dan menghardik angin kencang itu. Kehadiran Yesus seakan menggenapi apa yang pernah disampaikan oleh Nabi Yeremia, "Kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu." Yesus sudah menunjukkan bahwa Dia adalah Allah kita. Sudahkah kita menjadi umat-Nya yang setia?
Doa Malam
Ya Tuhanku dan Allahku, semoga dalam kesulitan dan kegalauan hati, aku berani datang dan mempercayakan hidupku dalam kuasa kasih-Mu. Semoga Engkaulah yang mampu menyelamatkanku dan bahkan seluruh dunia. Amin.
C.
MENJELANG "HARI DOMINIKUS"
“Satu-satunya buku yang kupergunakan untuk mempersiapkan khotbah adalah buku cinta, yaitu Injil Yesus Kristus” (St. Dominikus)
Mzm 132 (131):9
Semoga imam-Mu berpakaian kesucian, dan umat-Mu bersorak kegirangan. Your priests, O Lord, shall be clothed with justice; your holy ones shall ring out their joy
Dominikus lahir pada tahun 1170 di Calaruega, Spanyol dalam sebuah keluarga katolik sejati. Ayahnya, Don Felix de Guzman dikenal sebagai bangsawan Kristen yang saleh dan taat.
Ibundanya adalah seorang Beata; yiatu Beata Yoana dari Aza. Dua orang kakaknya, Mannes dan Antonio juga mencurahkan hidupnya bagi Tuhan dan Gereja sebagai imam; dan dua orang keponakannya kelak menjadi imam dari ordo religius yang didirikannya, Ordo Dominikan.
Kakaknya Mannes dikemudian hari digelari Beato karena kesucian hidupnya dan pengabdiannya yang tulus kepada Tuhan dan Gereja. Ia sendiri diberi nama Dominikus sebagai ungkapan syukur ibunya pada Santo Dominikus dari Silo.
Masa kecil dan mudanya ditandai dengan kesucian dan semangat belajar yang tinggi. Pendidikan awalnya ditangani langsung oleh pamannya yang adalah seorang imam.
Dominikus muda kemudian melanjutkan studinya ke seminari di Valencia. Pada umur 24 tahun ia masuk biara di Osma dan tak lama kemudian ditabhiskan menjadi seorang imam. Karier imamatnya dimulai di Osma didukung oleh doa kontemplatif yang sungguh mendalam. Doa kontemplatif ini yang melahirkan cintanya yang tulus kepada umat.
Karya apostoliknya dimulai sejak tahun 1203 ketika aliran bidaah Albigensianisme melancarkan serangan terhadap kebenaran iman Gereja. Waktu itu, Dominikus bersama uskupnya, Diego d'Azevido sedang dalam perjalanan ke Denmark untuk melaksanakan suatu misi diplomatik bagi Raja Alfonso IX (1188-1230).
Bidaah Albigensianisme, yang lahir pada awal abad ke-13 di kota Albi Perancis Selatan, merongrong ajaran iman yang benar. Aliran ini mengajarkan bahwa segala yang jasmani itu jahat. Ajaran Gereja tentang Tritunggal MahaKudus, peristiwa penjelmaan dan Penebusan umat manusia dalam Pribadi Yesus Kristus diingkarinya; juga semua sakramen, ibadat dan apa saja yang merupakan ungkapan iman Gereja ditolak.
Karena sangat fanatik, para penganut aliran sesat ini tanpa segan merusak gereja-gereja dan biara, menghancurkan gambar-gambar kudus dan salib. Segala hubungan antara Gereja dan Negara ditiadakan. Mereka sangat terampil dalam menyebarkan ajarannya sehingga menarik begitu banyak umat menjadi pengikut mereka.
Terdorong oleh desakan batin untuk memberantas pengaruh jahat aliran sesat ini, Dominikus mendapat ilham untuk mendirikan sebuah tarekat religius yang lebih memusatkan perhatian pada soal Pewartaan Sabda.
Pada pertengahan musim panas pada tahun 1206, seusai urusan diplomatik di Denmark dan kunjungan ke Roma, Dominikus bersama Uskup Diego kembali ke Spanyol. Di Montpellier, Perancis Selatan, mereka bertemu dengan para pengkhotbah utusan paus yang mulai putus asa dalam mengemban tugas memberantas pengaruh ajaran aliran sesat Albigensianisme.
Mereka berniat meninggalkan hidup biaranya karena gagal dalam tugas pewartaannya. Banyak faktor membuat mereka gagal, antara lain : para bangsawan yang merupakan orang kepercayaan masyarakat sudah mengikuti aliran sesat itu. Juga karena jumlah imam sangat sedikit dan tidak dididik dengan baik tentang tata cara mewartakan Injil, padahal para pewarta ajaran sesat itu sangat terampil dalam menyebarkan ajarannya; faktor kegagalan yang lain datang dari kalangan Uskup Perancis Selatan itu sendiri. Mereka acuh tak acuh terhadap bahaya yang menggoncang ajaran iman yang benar, dan lebih getol dalam hal-hal duniawi.
Menghadapi keputus-asaan para utusan paus, Uskup Diego dan Dominikus menasehati mereka untuk terus mewartakan Injil Kristus meskipun banyak rintangannya. Mereka dinasehati agar meniru teladan para Rasul dalam pewartaan Injil; memasuki pelosok-pelosok dengan berjalan kaki tanpa membawa uang dan makanan, dan bergaul rapat dengan rakyat yang sudah sesat.
Uskup Diego dan Dominikus juga dengan setia menemani mereka. Hasil yang dicapai cukup lumayan, meskipun masih banyak kegagalan. Uskup Diego dan Dominikus serta Uskup Fulk dari Tolouse, Perancis Utara terus mendampingi mereka dalam perjuangan besar memberantas pengaruh jahat Albigensianisme.
Pada tahun 1214, Dominikus mendiskusikan bersama rekan-rekannya rencana mendirikan sebuah tarekat religius. Rencana ini didukung dan mulai dilaksanakan tahun berikutnya bersamaan dengan pemberian hadiah sebuah rumah besar oleh Petrus Seila dari Tolouse. Uskup Fulk memberi restunya.
Ordo religius Dominikus ini dikenal dengan nama Ordo Praedicatorum (Ordo para Pengkhotbah) atau lebih sering disebut sebagai Ordo Dominikan. Pandangan hidup yang dianut Ordo Dominikan ini merupakan sesuatu yang belum dikenal pada masa itu.
Dominikus menggabungkan corak hidup kontemplatif dengan kehidupan aktif: mewartakan Injil di luar biara, kerja tangan untuk memenuhi kebutuhan hidup, belajar dan lain-lain. Misinya sungguh-sungguh merupakan sesuatu yang baru, karena pada masa itu hal pewartaan adalah tugas khas pada Uskup. Dengan kekhasan ini, Dominikus bermaksud memberikan Gereja suatu Ordo Religius dengan para Imam yang terdidik, berbobot dan handal.
Restu Paus untuk berdirinya Ordo Dominikan ini diperoleh ketika Dominikus bersama Uskup Fulk mengikuti Konsili Lateran IV di Roma pada tahun 1215. Sri Paus Innocentius III (1198-1216) berjanji meneguhkan ordo itu apabila Dominikus sudah bisa merumuskan regula (aturan hidup membiara) bagi ordonya dan memiliki sebuah gereja sebagai tempat Misa Kudus dan upacara lainnya.
Kedua tuntutan paus ini akhirnya dapat terpenuhi. Dominikus bersama rekan-rekannya sepakat memilih regula Santo Agustinus dan menyusun konstitusi ordo mereka. Uskup Fulk mempercayakan gereja Santo Romanus di Tolouse kepada Dominikus. Di samping gereja itu, Dominikus mendirikan rumah biaranya yang pertama.
Kekhasan Ordo Dominikan ini diperkuat oleh suatu pengalaman mistik. Ketika berdoa di Basilika Santo Petrus di Roma, Dominikus mengalami penglihatan berikut:
Santo Petrus dan Paulus mendatangi Dominikus. Petrus menyerahkan kepadanya sebuah kunci, dan Paulus memberinya sebuah buku. Kepadanya Petrus dan Paulus berkata : “Pergilah dan wartakanlah Injil, karena engkau telah ditentukan Allah untuk misi pelayanan itu. Kecuali itu, dalam penglihatan itu pun Dominikus menyaksikan para imamnya mewartakan Injil ke seluruh dunia”.
Di Perancis Selatan sendiri, karya pewartaan itu sulit dilaksanakan karena kerusuhan politik dan militer. Karena itu, Dominikus memutuskan untuk mewartakan Injil di wilayah Eropa lainnya seperti Spanyol dan Paris sembil tetap menggalakkan pewartaan di Tolouse dan Prouille. Dari wilayah-wilayah itu, Dominikus mulai melancarkan misi universal ordonya ke berbagai daerah.
Untuk mempertegas ciri khas ordonya, Dominikus mengundang imam-imamnya untuk membicarakan berbagai hal penting seperti pendidikan para imam Dominikan, kegiatan pewartaan, kepemimpinan ordo dan penghayatan kaul kemiskinan.
Oleh imam-imamnya, Dominikus sendiri diangkat sebagai pemimpin ordo pertama. Ia pun diangkat sebagai pemimpin misi kepausan di Lombardia tatkala umat di wilayah itu diresahkan oleh ajaran sesat. Bersama Kardinal Egolino, Dominikus melancarkan perlawanan gencar terhadap berbagai ajaran sesat. Pekerjaan di Lombardia sangat menguras tenaganya.
Dengan Ordo yang didirikannya, Dominikus berjuang sekuat tenaga membendung pengaruh bidaah sesat. Pernah suatu saat ia menjadi sangat pesimis dengan perjuangannya. Ia telah bekerja dengan sangat keras namun ajaran sesat tetap saja merebak diantara umat.
Saat itu, Dominikus menerima penglihatan dari Bunda Maria yang menunjukkan padanya sebuah karangan bunga mawar (mewakili rosario). Bunda Maria menyuruhnya untuk berdoa rosario setiap hari, dan mengajarkan doa rosario kepada semua orang yang mau mendengarkan.
Dengan bersenjatakan rosario, para imam Dominikan pada akhirnya berhasil mengalahkan bidaah yang amat berbahaya tersebut. Dominikus sering disebut sebagai penemu rosario. Walau hal ini tidak bisa dipastikan, namun suatu hal yang pasti ialah bahwa Dominikus dan para dominikan lah yang telah menyebarluaskan doa rosario, dan menggunakannya untuk memperkuat kehidupan rohani mereka.
Sebuah legenda mengatakan bahwa suatu hari Dominikus menerima penglihatan akan seorang pengemis yang sangat suci, yang telah melakukan banyak hal luar biasa karena imannya.
Keesokan harinya Dominikus bertemu dengan pengemis tersebut. Terkesima akan kesucian dan kerendahan hatinya, dengan penuh keharuan Donimikus segera memeluknya dan berkata, "Engkau adalah temanku dan harus berjalan dengan saya. Jika kita terus bersama-sama, tidak akan ada kekuatan duniawi yang dapat menguasai kita." Pengemis tersebut adalah Santo Fransiskus dari Assisi.
Dominikus seorang pengkhotbah ulung, sementara Santo Fransiskus dari Assisi seorang mistikus suci yang sangat rendah hati. Mereka berdua adalah permata Gereja yang tiada duanya. Kedua ordo mereka yaitu Dominikan dan Fransiskan hidup sampai saat ini, dan telah membantu umat Kristiani agar hidup lebih kudus.
Dominikus tutup usia di kota Bologna pada tanggal 6 Agustus 1221 setelah menderita sakit keras. Kesucian Dominikus sungguh luar biasa. Ia seorang pendoa yang merasakan benar makna kehadiran Allah.
Tentang dirinya, rekan-rekannya berkata: Ia terus berbicara dengan Tuhan dan tentang Tuhan; siang hari ia bekerja bagi sesamanya, dan malam hari ia berkontak dengan Tuhan. Sebelum meninggal ia berpesan: “ Tetaplah teguh dalam cinta kasih dan kerendahan hati, dan jangan tinggalkan kemiskinan!”
Santo Dominikus dinyatakan kudus oleh Paus Gregorius IX pada tahun 1234.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar