HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 31 Agustus 2018
Hari Biasa Pekan XXI
Korintus (1:17-25)
(Mzm. 33:1-2.4-5.10ab,11; R:22)1.
Matius (25:1-13)
“Ut sementes faceris ita metes - Seperti engkau buat pada waktu menabur, demikian engkau akan menuainya.”
Inilah sebuah pepatah latin yang lekat dengan prinsip populer “tabur - tuai”. Inilah juga yang diumpamakan Yesus tentang hal Kerajaan Surga: Itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak dalam buli-bulinya."
Adapun tiga kearifan lokal yang bisa kita petik dari injil hari ini supaya kita bisa lebih bijaksana, al:
1. "Eling lan waspada": Ingat dan bermawas diri.
Kita semua tahu bahwa persediaan minyak itu mutlak penting supaya sebuah pelita tetap dapat menyala, tapi kita kadang lalai, malas dan terlena. Kita mudah larut dan hanyut pada arus dunia sehingga kurang bersadar dan bermawas diri. Bukankah "Ya" dan "Tidak" adalah kata yang sangat singkat untuk dikatakan, tapi kita membutuhkan waktu berpikir yang tidak singkat untuk mengatakannya?
Resep sederhananya orang yang berjaga dan bermawas diri adalah: belajar saat yang lain tidur, bekerja saat yang lain malas-malasan, bersiap saat yang lain bermain dan berdoa saat yang lain takabur.
2. "Urip Iku Urup": Hidup itu mesti “nyala”.
Tuhan mengajak kita supaya tetap mempunyai “urup”, nyala dalam hidup sehingga menjadi terang juga bagi orang lain. Itu sebabnya kita harus selalu mempunyai “persediaan minyak rohani” lewat hidup doa, olah rohani, devosi ekaristi dan pelbagai perbuatan baik lainnya.
Orang yang hidupnya menjadi terang karena dekat dengan Tuhan itu kerap sederhana dalam ucapan tetapi hebat dalam tindakan, biasa dalam penampilan tapi luar biasa dalam kearifan.
3. "Aja dumeh" - Jangan mentang-mentang.
Kita kadang merasa pintar dan tahu banyak hal sehingga menjadi orang yang sok dan mudah menghakimi dan kurang maksimal mempersiapkan diri. Akibatnya, kita mudah takabur dan nantinya menjadi orang yang kurang cermat dan cenderung tergesa-gesa padahal ketergesaan dalam setiap usaha kerap membawa kegagalan.
Disinilah, kita diajak untuk mau rendah hati untuk jangan pernah melupakan pemberian Tuhan, baik itu anugerah maupun cobaan, karena selalu ada makna di setiap peristiwa.
“Ada domba suka buah mangga – Jadilah hamba yang senantiasa berjaga.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
KUTIPAN TEKS MISA:
Tuhan itu penuh sayang dan belas kasih. Ia lebih menghendaki orang berdosa bertobat daripada mati. (St. Hieronimus)
Antifon Pembuka (bdk. 1Kor 1:18)
Warta salib memang suatu kebodohan bagi yang akan binasa, tetapi kekuatan Allah bagi kita yang diselamatkan.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahaagung, Engkau menghendaki membuat kami kaya berkat sabda-Mu yang penuh kebaikan. Semoga kami umat manusia dapat menikmati kedamaian, yang telah dijanjikan oleh Yesus Putra-Mu terkasih, jaminan cinta kasih-Mu kepada umat manusia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:17-25)
"Kami memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi kebanyakan orang, tetapi bagi mereka yang terpanggil, merupakan hikmat Allah."
Saudara-saudara, Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, melainkan untuk memberitakan Injil; dan ini pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia. Sebab pemberitaan tentang salib memang suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis, 'Aku akan membinasakan hikmat orang-orang arif dan melenyapkan kearifan orang-orang bijak.' Di manakah terdapat orang berhikmat? Di manakah si ahli Taurat? Di manakah orang cerdik pandai dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Sebab hikmat Allah telah menentukan bahwa dunia dengan hikmatnya tidak mengenal Allah. Oleh karena itu Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya berkat kebodohan pemberitaan Injil. Orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat. Tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi orang Yahudi, dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi. Tetapi bagi mereka yang dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah! Karena yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia, dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm. 33:1-2.4-5.10ab,11; R:22)1. Bersorak-sorailah, dalam Tuhan, hai orang-orang benar, dalam Tuhan! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:1-13)
"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!
Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak. Sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, 'Pengantin datang! Songsonglah dia!' Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, 'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.' Tetapi yang bijaksana menjawab, 'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.' Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, 'Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!' Tetapi tuan itu menjawab, 'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.' Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.'
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Ada sepuluh gadis, lima bijaksana dan lima lagi bodoh. Gadis-gadis yang bodoh tidak membawa persediaan minyak untuk pelitanya, sebagaimana dilakukan oleh gadis- gadis yang bijaksana itu. Ketika pengantin pria terlambat datang, gadis-gadis yang bodoh tidak siap, karena sangkanya tidak datang pada saat tengah malam, sedangkan gais-gadis yang bijaksana senantiasa siap dengan membawa pelitanya dan persediaan minyak; meski pun tengah malam. Seorang beriman hendaknya meneladan gadis-gadis yang bijaksana, yang selalu siap sedia, kapan pun juga. Kebijaksanaan dinilai dari sikap orang, ketika menghadapi tugas atau pekerjaan penting dan itu tergantung pada keputusan yang diambilnya. Sikap gais-gadis yang bijaksana pantas dan perlu kita teladani. Mereka bersikap serius, penuh perhatian dan perhitungan. Sebaliknya gadis-gadis yang bodoh menggambarkan sikap yang tidak bisa menilai penting tidak- nya suatu tugas. Perumpamaan Yesus dalam Injil mempunyai makna bahwa keselamatan membutuhkan keteguhan dan kemantapan iman. Kalau iman kita tidak teguh dan mantap maka akan gampang terpengaruh tawaran untuk berpaling dari-Nya. Apalagi jika tawaran tersebut menjanjikan keenakan dan kepuasan tanpa harus bekerja keras. Tawaran tersebut bisa membuat ”terlena dan tertidur”, sehingga tidak peduli lagi dengan Tuhan.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 31 Agustus 2018
Hari Biasa Pekan XXI
Korintus (1:17-25)
(Mzm. 33:1-2.4-5.10ab,11; R:22)1.
Matius (25:1-13)
“Ut sementes faceris ita metes - Seperti engkau buat pada waktu menabur, demikian engkau akan menuainya.”
Inilah sebuah pepatah latin yang lekat dengan prinsip populer “tabur - tuai”. Inilah juga yang diumpamakan Yesus tentang hal Kerajaan Surga: Itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak dalam buli-bulinya."
Adapun tiga kearifan lokal yang bisa kita petik dari injil hari ini supaya kita bisa lebih bijaksana, al:
1. "Eling lan waspada": Ingat dan bermawas diri.
Kita semua tahu bahwa persediaan minyak itu mutlak penting supaya sebuah pelita tetap dapat menyala, tapi kita kadang lalai, malas dan terlena. Kita mudah larut dan hanyut pada arus dunia sehingga kurang bersadar dan bermawas diri. Bukankah "Ya" dan "Tidak" adalah kata yang sangat singkat untuk dikatakan, tapi kita membutuhkan waktu berpikir yang tidak singkat untuk mengatakannya?
Resep sederhananya orang yang berjaga dan bermawas diri adalah: belajar saat yang lain tidur, bekerja saat yang lain malas-malasan, bersiap saat yang lain bermain dan berdoa saat yang lain takabur.
2. "Urip Iku Urup": Hidup itu mesti “nyala”.
Tuhan mengajak kita supaya tetap mempunyai “urup”, nyala dalam hidup sehingga menjadi terang juga bagi orang lain. Itu sebabnya kita harus selalu mempunyai “persediaan minyak rohani” lewat hidup doa, olah rohani, devosi ekaristi dan pelbagai perbuatan baik lainnya.
Orang yang hidupnya menjadi terang karena dekat dengan Tuhan itu kerap sederhana dalam ucapan tetapi hebat dalam tindakan, biasa dalam penampilan tapi luar biasa dalam kearifan.
3. "Aja dumeh" - Jangan mentang-mentang.
Kita kadang merasa pintar dan tahu banyak hal sehingga menjadi orang yang sok dan mudah menghakimi dan kurang maksimal mempersiapkan diri. Akibatnya, kita mudah takabur dan nantinya menjadi orang yang kurang cermat dan cenderung tergesa-gesa padahal ketergesaan dalam setiap usaha kerap membawa kegagalan.
Disinilah, kita diajak untuk mau rendah hati untuk jangan pernah melupakan pemberian Tuhan, baik itu anugerah maupun cobaan, karena selalu ada makna di setiap peristiwa.
“Ada domba suka buah mangga – Jadilah hamba yang senantiasa berjaga.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
KUTIPAN TEKS MISA:
Tuhan itu penuh sayang dan belas kasih. Ia lebih menghendaki orang berdosa bertobat daripada mati. (St. Hieronimus)
Antifon Pembuka (bdk. 1Kor 1:18)
Warta salib memang suatu kebodohan bagi yang akan binasa, tetapi kekuatan Allah bagi kita yang diselamatkan.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahaagung, Engkau menghendaki membuat kami kaya berkat sabda-Mu yang penuh kebaikan. Semoga kami umat manusia dapat menikmati kedamaian, yang telah dijanjikan oleh Yesus Putra-Mu terkasih, jaminan cinta kasih-Mu kepada umat manusia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:17-25)
"Kami memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi kebanyakan orang, tetapi bagi mereka yang terpanggil, merupakan hikmat Allah."
Saudara-saudara, Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, melainkan untuk memberitakan Injil; dan ini pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia. Sebab pemberitaan tentang salib memang suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis, 'Aku akan membinasakan hikmat orang-orang arif dan melenyapkan kearifan orang-orang bijak.' Di manakah terdapat orang berhikmat? Di manakah si ahli Taurat? Di manakah orang cerdik pandai dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Sebab hikmat Allah telah menentukan bahwa dunia dengan hikmatnya tidak mengenal Allah. Oleh karena itu Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya berkat kebodohan pemberitaan Injil. Orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat. Tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi orang Yahudi, dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi. Tetapi bagi mereka yang dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah! Karena yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia, dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm. 33:1-2.4-5.10ab,11; R:22)1. Bersorak-sorailah, dalam Tuhan, hai orang-orang benar, dalam Tuhan! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:1-13)
"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!
Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak. Sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, 'Pengantin datang! Songsonglah dia!' Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, 'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.' Tetapi yang bijaksana menjawab, 'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.' Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, 'Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!' Tetapi tuan itu menjawab, 'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.' Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.'
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Ada sepuluh gadis, lima bijaksana dan lima lagi bodoh. Gadis-gadis yang bodoh tidak membawa persediaan minyak untuk pelitanya, sebagaimana dilakukan oleh gadis- gadis yang bijaksana itu. Ketika pengantin pria terlambat datang, gadis-gadis yang bodoh tidak siap, karena sangkanya tidak datang pada saat tengah malam, sedangkan gais-gadis yang bijaksana senantiasa siap dengan membawa pelitanya dan persediaan minyak; meski pun tengah malam. Seorang beriman hendaknya meneladan gadis-gadis yang bijaksana, yang selalu siap sedia, kapan pun juga. Kebijaksanaan dinilai dari sikap orang, ketika menghadapi tugas atau pekerjaan penting dan itu tergantung pada keputusan yang diambilnya. Sikap gais-gadis yang bijaksana pantas dan perlu kita teladani. Mereka bersikap serius, penuh perhatian dan perhitungan. Sebaliknya gadis-gadis yang bodoh menggambarkan sikap yang tidak bisa menilai penting tidak- nya suatu tugas. Perumpamaan Yesus dalam Injil mempunyai makna bahwa keselamatan membutuhkan keteguhan dan kemantapan iman. Kalau iman kita tidak teguh dan mantap maka akan gampang terpengaruh tawaran untuk berpaling dari-Nya. Apalagi jika tawaran tersebut menjanjikan keenakan dan kepuasan tanpa harus bekerja keras. Tawaran tersebut bisa membuat ”terlena dan tertidur”, sehingga tidak peduli lagi dengan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar