Ads 468x60px

Senin,10 September 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin,10 September 2018
Hari Biasa Pekan XXIII
1 Korintus (5:1-8)
(Mzm 5:5-6.7.12)
Lukas (6:6-11)
“Sensus Catholicus – Citarasa Kekatolikan.”
Inilah yang ditawarkan Yesus dengan tiga ciri dasarnya, antara lain:
1. Berdasar pada keselamatan jiwa.
“Salus animarum suprema lex” adalah sebuah prinsip dasar dari Kitab Hukum Kanonik yang berarti “keselamatan jiwa adalah hukum yang terutama”.
Hal ini dipertegas oleh Yesus yang berkata dan bertanya kepada kalian: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau membinasakannya?”
Bukankah manusia tidaklah diciptakan dengan main-main, ataupun secara serampangan, namun diciptakan secara mengagumkan untuk sebuah tujuan yang agung?
2. Bertumbuh pada semangat keterbukaan.
Kasih dan kebaikan tidak dibatasi oleh hari, karena pada dasarnya kasih dan kebaikan itu bersifat universal (“Katholik: Universal, bersifat umum).
Setiap kasih dan kebaikan harus tetap dilakukan kapan saja karena di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan'.
Bagi Yesus, tidak ada batasan waktu untuk berbuat baik, menolong, dan menyelamatkan manusia. Meskipun ada aturan tidak boleh melakukan pekerjaan di hari Sabat, Yesus tetap menyembuhkan orang sakit karena Dia tahu bahwa menyembuhkan itu merupakan perbuatan baik.
Meski orang Farisi dan ahli Taurat marah atas tindakan-Nya itu, Yesus tidak mengurungkan niat-Nya untuk berbuat baik. Tuhan tidak pernah memisah-misahkan apalagi mengotak-kotakkan umatNya. Bukankah kita sendirilah yang kerap malah mengotak-kotakkannya?
3. Berbuah pada kesejahteraan.
Yesus mengingatkan lagi bahwa salah satu tujuan hukum adalah “bonum commune – kesejahteraan bersama.” Ia berkata kepada orang sakit itu, “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu mengulurkan tangannya dan sembuhlah ia.
Jelasnya, kita bukanlah "waduk" untuk menimbunan, kita adalah "saluran" untuk membagi maka terangilah jalan-jalan di dunia ini dengan terang Kristus yang kita bawa dalam hati dan diri kita
“Bolak balik cari kayu jati - Jadilah orang Katolik yang sejati.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
"WWF - WALK WITH FRANCIS"
Deus suo cum amore numquam regreditur! God never goes back on His love! Allah tidak pernah tidak setia pada kasih-Nya!
Deus suo cum amore numquam regreditur! God never goes back on His love! Allah tidak pernah tidak setia pada kasih-Nya!
Mementote quo plus aliis vos dare, eo plus vosmet ipsos recipere et felices fore! Remember the more you give yourselves to others, the more you will receive and be happy! Ingatlah semakin banyak kamu memberikan dirimu bagi orang lain, kamu akan semakin menerima dan bahagia!
Sine institutionis iure plena non datur libertas, quae efficit ut quisque propriae sortis sit actor! Without the right to education there is no real freedom, which allows every person to be the protagonist of their own destiny. Sesungguhnya tanpa hak atas pendidikan tidak ada kebebasan, yang memungkinkan setiap orang menjadi pelaku utama nasib mereka sendiri!
A.
"Liberator - Sang Pembebas!"
Inilah salah satu gelar yang dikenakan pada Yesus. Ia hadir untuk membebaskan, bukan hanya orang yang sakit fisik tapi juga orang yang sakit nuraninya karena belenggu hukum dan aturan yang menindas.
Bacaan hari ini sebenarnya adalah salah satu konflik antara Yesus vs Farisi, selain ketika Yesus menyembuhkan orang yang sakit busung lapar dan yang sakit punggungnya pada hari Sabat: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau membinasakannya?"
Pada bacaan hari ini, Yesus membebaskan orang yang mati tangan kanannya pada hari Sabat. Namun para ahli Taurat dan kaum Farisi mengawasi Yesus. Mereka menuduh-Nya melanggar hari Sabat hingga mereka meluap dalam amarah.
Disinilah, orang Farisi dan para ahli Taurat gagal memahami tindakan Yesus, mereka memandang apa yang dilakukanNya sebagai pelanggaran hukum. Sedangkan Yesus sendiri lebih mengutamakan perbuatan kasih dan menyelamatkan manusia daripada sekedar ketaatan buta terhadap peraturan.
Melalui tindakanNya, Yesus ingin menunjukkan kepada orang-orang Farisi dan para ahli Taurat semangat hari Sabat yang sebenarnya, yakni Sabat merupakan anugerah Tuhan bagi umat manusia (Kel 16:21-30); dengan demikian hari Sabat bukanlah hambatan untuk berbuat kasih terhadap sesama manusia.
Disinilah menjadi nyata ketika seseorang tidak lagi peka mendengar keluh kesah orang yang terbelenggu tapi melulu sibuk pada aturan belaka, maka itu merupakan suatu ruang untuk jatuh dalam dosa (Luk 13:11-14). Bagaimana dengan kita?
"Sungai Sambas ada di Kalimatan - Jadilah pembebas dari segala kejahatan!"
B.
Kutipan Teks Misa:
“Orang-orang yang tidak mau melepaskan diri dari persekutuan anak-anak dunia tidak pernah dapat berkumpul dengan anak-anak Allah.” (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (1Kor 5:7)
Buanglah ragi yang lama, ragi keburukan dan kejahatan, dan jadilah adonan baru.
Doa Pembuka
Allah Bapa, sumber kedamaian, berkenanlah menunjukkan jalan. Tuntunlah kami dengan tangan-Mu. Berikanlah sabda-Mu sebagai pedoman, sebab kami berniat mencari kedamaian-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Dosa percabulan mudah hadir dalam hidup manusia. Dalam hal ini, sikap tegas sangat dibutuhkan. Kuasa Roh Yesus memberi kekuatan untuk mampu bersikap tegas dan berkata, "No!" terhadap percabulan.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:1-8)
"Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus."
Saudara-saudara, ada berita bahwa di antara kalian terdapat percabulan; bahkan percabulan yang begitu rupa yang di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah pun tidak terdapat; yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. Sekalipun demikian, kalian malahan menyombongkan diri. Tidakkah lebih patut kalian berdukacita dan menyingkirkan orang yang berbuat demikian dari tengah-tengah kalian? Sekalipun aku tidak hadir secara badani, namun secara rohani aku hadir, dan aku menjatuhkan hukuman atas orang yang berbuat demikian, seakan-akan aku hadir di tengah kalian. Jadi bila kita, kalian bersama dengan aku, berkumpul dalam Roh dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, orang itu harus kita serahkan kepada Iblis dalam nama Tuhan Yesus, sehingga tubuhnya binasa, tetapi rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Maka tidak baiklah kalian menyombongkan diri. Tidak tahukah kalian, bahwa ragi yang sedikit saja dapat meresapi seluruh adonan? Maka buanglah ragi yang lama, supaya kalian menjadi adonan yang baru, sebab kalian memang tidak beragi. Sebab Kristus, Anak Domba Paskah kita sudah disembelih. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, melainkan dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, bimbinglah aku dalam keadilan-Mu.
Ayat. (Mzm 5:5-6.7.12)
1. Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.
2. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.
3. Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; karena Engkau, akan bersukarialah orang-orang yang mengasihi nama-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.
Menyelamatkan orang adalah hal utama. Itulah misi Yesus. Misi ini mengatasi hukum apa pun juga, termasuk tradisi Sabat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:6-11)
"Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat."
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, agar mereka mendapat alasan untuk menyalahkan Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Ia berkata kepada orang yang mati tangan kanannya, “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri di tengah. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Aku bertanya kepada kalian: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau membinasakannya?” Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu, “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu mengulurkan tangannya dan sembuhlah ia. Maka meluaplah amarah ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat terlalu menyombongkan diri. Jabatan yang mereka emban membuat mereka lupa diri dan bahkan melupakan sesamanya. Mereka tidak peduli dengan penderitaan sesamanya. Namun, di saat Yesus menunjukkan belas kasih-Nya, mereka menganggap sebagai pelanggaran. Padahal, bagi Yesus, keselamatan manusia adalah yang utama. Dunia kita zaman ini butuh orang yang penuh belas kasih dan bukan orang yang kejam dan tidak berbelas kasih.
Antifon Komuni (1Kor 5:7)
Buanglah ragi yang lama, supaya kalian menjadi adonan segar, karena kalian memang tidak beragi.
Doa Malam
Ya Tuhan, ajarilah kami untuk dapat membedakan aturan berbuat baik dan berbuat jahat. Semoga kami tidak mengatasnamakan peraturan dalam melakukan sebuah perbuatan, yang nyata-nyata merupakan perbuatan yang bertentangan dengan semangat cinta kasih. Amin.
====
Bagiku, Yesus adalah harta yang melebihi segala harta (Sta. Teresia dari Avila)
(Mzm 62:67)
Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang dan Dialah segala harapanku. Hanya Dialah pelindung dan penyelamatku. Dia pendukungku, aku takkan goyah.
C.
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS
DALAM DOA MALAIKAT TUHAN
9 September 2018 :
"TENTANG MUKJIZAT PENYEMBUHAN SEORANG YANG TULI DAN GAGAP"
Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!
Bacaan Injil hari Minggu ini (bdk. Mrk 7:31-37) mengacu pada kisah mukjizat penyembuhan seorang yang tuli dan gagap, yang diperbuat oleh Yesus. Mereka membawa seorang tuli dan gagap kepada-Nya dan meminta Dia untuk meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Ia, malahan, melakukan berbagai gerakan pada orang itu : pertama-tama, Ia memisahkan dia dari orang banyak.
Pada kesempatan ini, seperti pada orang-orang lainnya, Yesus selalu bertindak dengan kehati-hatian. Ia tidak ingin membuat orang-orang terkesan; Ia tidak sedang mencari ketenaran atau kesuksesan, tetapi Ia hanya ingin berbuat baik kepada orang-orang.
Ia mengajar kita dengan keteladanan ini bahwa kebaikan dilakukan tanpa hiruk-pikuk, tanpa pamer, tanpa “terdengar bunyi terompet”. Kebaikan dilakukan dengan keheningan.
Ketika Ia sendirian, Yesus memasukkan jari-Nya ke telinga orang yang bisu dan gagap itu serta meraba lidahnya dengan air liur. Gerakan ini menunjuk pada Penjelmaan. Putra Allah yang sungguh manusia memasuki kenyataan manusia : Ia dijadikan manusia, oleh karena itu Ia dapat memahami kondisi lara dari orang lain dan Ia campur tangan dengan gerakan yang melibatkan kemanusiaan-Nya.
Pada saat yang sama, Yesus menginginkannya dipahami bahwa mukjizat terjadi karena persatuan-Nya dengan Bapa : maka Ia menengadah ke langit.
Kemudian Ia menarik napas dan dengan lantang mengatakan : "Efata", yang berarti, "terbukalah". Dan seketika itu juga orang tersebut sembuh : telinganya terbuka dan pengikat lidahnya terlepas. Bagi-Nya, penyembuhan yang diperbuat oleh-Nya adalah "keterbukaan" terhadap orang lain dan terhadap dunia.
Kisah ini menekankan perlunya penyembuhan ganda : terutama, penyembuhan penyakit dan penderitaan jasmani, memulihkan kesehatan tubuh; bahkan jika tujuan ini tidak dapat tercapai sepenuhnya dalam cakrawala duniawi, meskipun telah diupayakan secara ilmu pengetahuan dan medis.
Tetapi, ada penyembuhan kedua, mungkin lebih sulit, dan penyembuhan tersebut adalah penyembuhan rasa takut; penyembuhan rasa takut yang mendorong kita untuk menelantarkan orang sakit, menelantarkan orang yang sedang menderita, orang cacat.
Dan ada banyak cara penelantaran, juga dengan kesalehan semu atau dengan peniadaan masalah; kita tetap tuli dan bisu dalam menghadapi penderitaan orang-orang yang ditandai oleh penyakit, kesedihan, dan kesulitan.
Terlalu sering orang yang sakit dan menderita menjadi sebuah masalah, padahal mereka seharusnya menjadi kesempatan untuk mewujudkan kepedulian dan kesetiakawanan suatu masyarakat dalam hubungannya dengan orang-orang yang paling tak berdaya.
Yesus telah mengungkapkan kepada kita rahasia mukjizat yang juga dapat kita ulangi, menjadi para pelaku utama "Efata", para pelaku utama kata "terbukalah" yang dengannya Ia mengembalikan kata-kata dan pendengaran orang yang bisu dan gagap tersebut. Ini tentang membuka diri kita terhadap kebutuhan saudara-saudara kita yang sedang menderita yang membutuhkan bantuan, menghindari egoisme dan ketertutupan hati.
Pada kenyataannya, hati, sanubari kita, yang "terbuka", terbebaskan, membuat kita mampu melaksanakan sepenuhnya hubungan kita dengan Allah serta dengan orang lain. Ia menjadi manusia sehingga manusia, yang secara batiniah menjadi bisu dan tuli oleh dosa, mampu mendengarkan suara Allah, suara Sang Kasih yang berbicara kepada hatinya dan dengan demikian belajar untuk berbicara, pada gilirannya, bahasa kasih, menerjemahkannya menjadi gerakan kemurahan hati dan pemberian diri.
Semoga Maria, ia yang “membuka” diri sepenuhnya terhadap kasih Tuhan, mendapatkan bagi kita kemampuan untuk mengalami setiap hari dalam iman, mukjizat “Efata”, melaksanakannya dalam persekutuan dengan Allah dan dengan saudara-saudara kita.
[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]
Saudara-saudari terkasih,
Kemarin di Loreto, di Tempat Suci Kepausan Rumah Kudus, dirayakan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria dan usulan spiritualitas untuk keluarga diluncurkan : Rumah Maria, rumah setiap keluarga. Kita mempercayakan ikhtiar Tempat Suci dan semua orang yang akan ambil bagian dalam berbagai kapasitas bagi Sang Perawan Suci.
Hari ini di Strasbourg diadakan Beatifikasi Alfonsa Maria Eppinger, Pendiri Suster-suster Sang Juru Selamat yang Mahakudus. Kita bersyukur kepada Allah atas perempuan yang pemberani dan bijaksana ini, yang menderita, dalam keheningan dan doa, memberi kesaksian kasih Allah terutama bagi mereka yang sakit jasmani dan rohani - semuanya bersama-sama bertepuk tangan untuk sang beata baru!
Saya menyambut kalian semua dengan penuh kasih sayang, umat Roma dan para peziarah dari beberapa negara : keluarga-keluarga, kelompok-kelompok paroki, lembaga-lembaga.
Saya menyambut umat Keuskupan Como, kaum muda para peserta dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Karya Gereja <dan> para calon penerima sakramen krisma dari Prevalle.
Saya mengucapkan selamat hari Minggu kepada kalian semua. Dan tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya.
Selamat menikmati makan siang dan selamat tinggal! (PS)
D.
MADAH HARIAN PAGI
(Senin, 10 September 2018)
Sumber cahaya mulia
Yang menerangi dunia
Malam Kauhentikan sudah
Kauterbitkan fajar cerah.
Engkaulah terang sejati
Melebihi matahari
Dasar lubuk hati kami
Kausinari Kauselami
Terangilah diri kami
Ya Bapa yang murah hati
Dengan rahmat dan kasih-Mu
Agar selamat selalu
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dalam ikatan Roh suci
Sepanjang seluruh hari. Amin.
DOA
Tuhan Allah, raja surga dan dunia, bimbinglah dan kuduskanlah, pimpinlah dan tuntunlah jiwa dan raga kami, hati dan tangan kami, perkataan dan perbuatan kami. Semoga kami selalu mentaati perintah-Mu dan bekerja menurut sabda-Mu. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
E.
Carpe Diem – Reguklah hari ini.
Sering kali kita terlalu sibuk menambah masalah-masalah baru sehingga kita lupa menghitung berkat-berkat yang kita peroleh padahal satu-satunya persiapan terbaik untuk hari esok adalah menggunakan hari ini sebaik-baiknya karena hari ini, niscaya endapan hari kemarin sekaligus proyeksi esok hari!
Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran. Jika kita terlalu sibuk melihat masa lalu atau bahkan cemas terhadap kehidupan masa mendatang, kita tidak akan mudah u/melihat Tuhan.
Jangan biarkan hidup kita terpuruk di masa lampau atau dalam mimpi di masa depan karena satu hari hidup pada suatu waktu berarti hidup u/seluruh waktu hidupmu. Tak ada orang yg akan tenggelam oleh beban satu hari.Tetapi bila beban esok ditambah ke beban hari ini, tak ada org yang sanggup menanggungnya.
Mari mengayuh dan mari melaju bersama Tuhan! Vaya con Dios – Pergilah bersama Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar