Ads 468x60px

Senin, 24 Juni 2019

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 24 Juni 2019
Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis
Yesaya (49:1-6)
(Mzm 139:1-3.13-14ab.14c-15; Ul: 13b)
Kisah Para Rasul (13:22-26)
Lukas (1:57-66.80)
"Imago et similitudo Dei - Citra dan cerminan Allah."
Inilah kesadaran awal yang harus selalu kita ingat dan buat dalam lika liku keseharian hidup.
Bersama dengan kelahiran nabi besar Kitab Suci Perjanjian Baru, Yohanes Pembaptis (Ibr: Allah yang menganugerahi) yang kita rayakan hari ini, adapun tiga peran dasarnya supaya kita juga selalu bisa menjadi citra dan cerminan Allah seperti yang saya tulis dalam buku "TANDA" (RJK, Kanisius), al:
1."Model":
Yohanes Pembaptis adalah model/teladan iman yang penuh kerendahan hati (HUMILITAS): "Aku bukanlah Dia yang kamu sangka tapi Ia yang akan datang kemudian daripadaku. Membuka kasut dari kaki-Nyapun aku tidak layak".
Hati dan hidupnya sederhana tapi kaya makna karena ia benar-benar mau miskin di hadapan Allah dan sesamanya: "Ia harus makin besar dan aku harus makin kecil."
2."Messenger":
Ia datang sebagai nabi (naba: kabar), agen dan juru bicaranya Allah. Ia berseru di padang gurun sambil membawa pesan kebenaran (VERITAS): "Bertobatlah dan luruskan jalan bagi Tuhan. Kerajaan Allah sudah dekat."
Ia adalah orang yang berani, jujur dan berkomitmen total untuk mewartakan pesan kenabian/profetik walau kadang mendapat kritik berupa stigmatisasi/dicap buruk, marginalisasi/disingkirkan dan viktimisasi/dikambinghitamkan oleh pelbagai intrik dari orang yang iri dan dengki pada kehadirannya sebagai pembawa kebenaran.
3."Mediator":
Ia menjadi "perantara" para muridnya untuk bisa berjumpa dengan Yesus. Ia tidak mencibir/marah/kecewa/iri hati dan dengki ketika para muridnya berpindah/beralih dan mengikuti Yesus karena hatinya tulus, lurus dan penuh kasih sejati (CARITAS): "Lihatlah Anak Domba Allah".
Ia sadar bahwa tugasnya adalah semacam "vord raider", pembuka jalan kasih bagi "yang Ilahi" berjumpa dengan "yang insani". Ia hanyalah "instrumen cum Deo", pensil di tangan Tuhan.
Ssst, sudahkah kita juga menjadi "model - messenger dan mediator"?
"Makan bihun dan lotis - Selamat ulangtahun buat Yohanes Pembaptis."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
DOA KEPADA ST.YOHANES PEMBAPTIS
Doa tradisional untuk menghormati St. Yohanes Pembaptis ini terdiri dari tiga bagian, sesuai dengan tiga tahap hidupnya:
1.
Keputusannya untuk pergi ke padang gurun untuk berlatih hidup dalam laku tapa dan silih;
2.
Khotbah dan pengajarannya kepada mereka yang mengikutinya ke padang gurun untuk mempersiapkan hati mereka untuk kedatangan Kristus;
3.
Kemartirannya pada masa pemerintahan Raja Herodes.
Yohanes Pembaptis disebut sebagai -seperti dikatakan Kristus sendiri, "nabi terbesar yang pernah dilahirkan dari seorang wanita"-,
Ia dibebaskan dari dosa asal di dalam rahim ibunya pada saat kunjungan Maria kepada Elizabeth; dan ia merupakan perintis yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan.
Untuk menghormati Yohanes Pembaptis:
"O yang mulia Santo Yohanes Pembaptis,
nabi terbesar di antara mereka yang lahir dari wanita,
meskipun engkau telah disucikan sejak dalam kandungan ibumu dan menjalani hidup nan murni, namun adalah kehendakmu sendiri untuk mengundurkan diri ke padang gurun untuk mengabdikan diri kepada laku tapa doa dan silih;
Dapatkanlah karunia Tuhan untuk kami,
untuk menjauhkan kami dari keterikatan akan kenikmatan duniawi, dan untuk menjalankan hidup kristiani yang lebih berarti dengan semangat doa suci."
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan...
"O Rasul yang paling bersemangat,
yang tanpa melakukan keajaiban, tetapi semata-mata memberi teladan hidup silih dan kuasa kata-kata pengajaranmu, telah menyelamatkan banyak orang dan melayakkan mereka untuk menerima Sang Mesias dan mendengarkan ajaran surgawi-Nya;
Berikanlah kepada kami teladan kehidupan sucimu dan contoh pelaksanaan semua pekerjaan yang baik, untuk membawa banyak jiwa kepada Allah, terutama jiwa-jiwa yang diselimuti kegelapan, kesalahan dan sedang tersesat."
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan...
"O Martir tak terkalahkan,
yang, untuk menghormati Allah dan keselamatan jiwa-jiwa telah dengan tegas dan teguh menentang kejahatan Herodes walau harus membayarnya dengan hidupmu sendiri,
Perolehkanlah bagi kami berkat doa-doamu, agar kami berani dan murah hati, agar kami dapat menghormati sesama manusia dan secara terbuka menyatakan iman kami dalam ketaatan setia pada ajaran Yesus Kristus, Guru Ilahi."
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan....
Santo Yohanes Pembaptis doakanlah kami,
supaya kami layak menerima janji Kristus
Marilah kita berdoa.
Ya Allah, yang telah menjadikan hari ini bagi kami, peringatan Yohanes Pembaptis terberkati, berikanlah kepada umat-Mu rahmat sukacita, dan arahkanlah pikiran semua umat-Mu yang setia kepada jalan keselamatan kekal, melalui Yesus Kristus, Tuhan kami, Amin.
B.
Madah Harian.
HR. KELAHIRAN S. YOHANES PEMBAPTIS
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan..
Alleluya..
MADAH BACAAN
Perkenankanlah kami menyanyikan
Kidung dan madah untuk mengenangkan
Rencana Allah yang tak terperikan
Santo Yohanes
Utusan tiba datang dari surga
Membawa warta untuk ayahanda
Menjadi bapa di masa tuanya
Tidak tersangka
Mendengar itu ia tak percaya
Menjadi bisu tak dapat bicara
Tapi ibumu mengandung putera
Sangat terharu
Semoga Bapa yang mahakuasa
Bersama Putra penebus dunia
Roh kudus pula penghibur uamtNya
Mulya selamanya.
Amin
MADAH PAGI
O sungguh mulya dan sangat berjasa
Tak kenal noda murni tanpa cela
Engkau pertapa dan martir perkasa
Nabi utama
Tiada insan menyamai anda
Yang diizinkan menjadi bentara
Merintis jalan ya bahkan diminta
Membaptis Tuhan
Kami semua mohon dengan tulus
Agar kaubina pada jalan lurus
Siap siaga menyambut Penebus
Dengan gembira
Semoga Bapa yang mahakuasa
Bersama Putra penebus dunia
Roh Kudus pula penghibur umatNya
Mulya selamanya.
Amin
MADAH SIANG
Marilah kita bernyanyi
Bagi penebus ilahi
Dengan iman dan harapan
Penuh cinta yang bertahan
Sambil mohon dibebaskan
Dari tipu daya lawan
Agar selalu setia
Dalam mengabdi sesama
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Yang memperoleh Roh suci
Pembaharu muka bumi
Amin
BAC SINGKAT:
Hendaklah dengan segenap hati kita bertobat kepada Allah; dan tinggalkanlah dunia yang penuh kesusahan ini.
Maka, kita tentu akan menemukan ketenteraman bagi jiwa kita.
Marilah kita belajar melepaskan diri kita dari benda-benda yang kelihatan ini dan mencurahkan segenap perhatian kita pada kebatinan, dan kita akan melihat Kerajaan Allah datang kepada kita. Sebab, Kerajaan Allah ialah “kebenaran, ketenteraman, dan kegembiraan dalam Roh Kudus” (Rm 14:17).
C.
LITANI ST. YOHANES PEMBAPTIS
Tuhan, kasihanilah kami,
Tuhan, kasihanilah kami.
Kristus, dengarkanlah kami.
Kristus, dengarkanlah kami.
Allah Bapa di Surga, Kasihanilah kami.
Allah Putera, Penebus dunia, Kasihanilah kami.
Allah Roh Kudus, Kasihanilah kami.
Allah Tritunggal Maha kudus,
Tuhan Yang Maha esa, Kasihanilah kami.
Santa Maria, Doakanlah kami.
Ratu Para Nabi, Doakanlah kami.
Ratu Para Martir, Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, pendahulu Kristus, Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, pendahulu yang mulia dari Cahaya Keadilan,
Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, yang membaptis Yesus,
Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, cahaya yang bersinar di dunia,
Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, malaikat kemurnian bahkan sebelum lahir,
Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, teman istimewa dan kesukaan Kristus,
Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, yang merenungkan surga dalam doa,
Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, pengkhotbah pemberani atas kebenaran,
Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, suara yang berseru-seru di padang gurun,
Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, keajaiban penebusan dosa,
Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, contoh kerendahan hati yang mendalam,
Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, martir mulia bagi hukum Allah yang kudus,
Doakanlah kami.
St. Yohanes Pembaptis, pemenuhan misi mulia,
Doakanlah kami.
Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia,
Kasihanilah kami, ya Tuhan.
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
Dengarkanlah kami, ya Tuhan.
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
Kasihanilah kami.
Kristus, dengarkanlah kami.
Kristus, dengarkanlah kami.
Doakanlah kami, St. Yohanes Pembaptis yang mulia,
Supaya kami layak menerima janji Kristus.
MARILAH BERDOA
Ya Allah. Engkau yang dihormati dunia ini dengan kelahiran Santo Yohanes Pembaptis,
Karuniakanlah kepada umatMu beriman supaya boleh bergembira di jalan keselamatan kekal, melalui Yesus Kristus Tuhan kami.
Amin.
D.
"Gratia plena - Penuh rahmat."
Inilah salah satu identitas dari figur Yohanes Pembaptis yang kita rayakan kelahirannya pada hari ini.
Ia yang adalah anak dari pasangan Zakaria dan Elisabeth, menjadi penuh rahmat, karena 3 hal mendasar yang dimilikinya, antara lain:
1."Rendah hati":
Ia sadar bahwa ia dirinya hanyalah sebagai pembuka jalan bagi Tuhan. Semua yang diperbuatnya semata supaya orang bertobat dan banyak menyiapkan jalan bagi datangnya Tuhan, bukan bagi dirinya sendiri.
2."Lurus hati":
Ia selalu tegas-jelas-lugas mewartakan kebenaran, dari padang gurun sampai istana Herodes. Ia lurusdan tulus, tidak takut dihukum karena kebenaran semata yang diwartakannya.
3."Tegar hati":
Ia selalu hadir sebagai figur asketis, yang makan belalang dan minum madu hutan, yang bajunya dan hidupnya juga sederhana. Ia tetap tegar hati walaupun banyak yang harus dihadapinya, bahkan ketika ia harus selalu berteriak-teriak di padang gurun sambil mengatakan: "Bertobatlah-Kerajaan Allah sudah dekat."
"Mba Agnes pergi ke Sukabumi - St Yohanes doakanlah kami."
E.
1.
PAUS FRANSISKUS :
"DALAM DIRI SETIAP MANUSIA ADA REKAM JEJAK ALLAH."
Dalam wejangannya sebelum pendarasan doa Malaikat Tuhan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Paus Fransiskus merenungkan bagaimana para orang tua, ketika melahirkan seorang anak “bertindak sebagai rekan kerja Allah”.
Dengan mengacu pada Bacaan Injil liturgi hari itu (Luk 1:57-66.80), yang bertepatan dengan Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis, Paus Fransiskus mengatakan bahwa dalam “setiap manusia ada rekam jejak Allah, sumber kehidupan”.
Beliau menggambarkan peran para orangtua dalam “melahirkan seorang anak” sebagai "perutusan yang sungguh agung yang membuat setiap keluarga menjadi tempat kudus kehidupan".
Kemudian, Paus Fransiskus menunjukkan bahwa “Allah tidak bergantung pada nalar kita dan kemampuan manusiawi kita yang terbatas”. Belajar percaya dan tetap hening di hadapan misteri Allah dan merenungkannya dalam kerendahan hati serta menjadikan hening karya-Nya, yang mengungkapkan dirinya dalam sejarah dan yang sering melampaui khayalan kita diperlukan".
Paus Fransiskus berbicara panjang lebar tentang perasaan takjub dan sukacita yang dialami orang tua, tetangga, dan kerabat Yohanes Pembaptis ketika ia dilahirkan.
"Perasaan kagum, terkejut and bersyukur", kata Bapa Suci, adalah perasaan seputar kelahiran Yohanes Pembaptis, dan beliau menunjukkan bahwa orang yang beriman "segera memahami bahwa sesuatu yang luar biasa - meskipun dengan rendah hati dan bersifat pribadi - telah terjadi", dan mereka bertanya pada diri mereka : “Menjadi apakah anak ini nanti?”.
Mengundang umat yang hadir untuk melihat iman mereka dan menanyakan diri mereka sendiri “apakah kelahiran Yohanes Pembaptis penuh sukacita serta penuh ketakjuban dan rasa syukur?” Atau “datar dan selalu sama?” - Paus Fransiskus mendesak mereka untuk membuka hati kepada Allah dan merasakan rahmat Tuhan menggugah di dalam diri mereka.
Para orangtua, Bapa Suci mengakhiri, “adalah rekan kerja Allah” ketika mereka melahirkan kehidupan, dan “perutusan yang luhur ini menjadikan setiap keluarga tempat kudus kehidupan” di mana “kelahiran setiap anak membangkitkan kembali sukacita, ketakjuban, rasa syukur”. (PS)
2.
ULASAN EKSEGETIS HARI RAYA KELAHIRAN SANTO YOHANES PEMBAPTIS
Rekan-rekan yang baik!
24 Juni ini dirayakan kelahiran Yohanes Pembaptis (Luk 1:57-66.80). Pada awal petikan Injil ini dikisahkan bagaimana istri Zakharia, Elisabet, yang mengandung pada usia lanjut, kini melahirkan anak laki-laki.
Para tetangga dan sanak saudara menyadari bahwa Tuhan telah merahmati pasangan ini. Mereka pun berdatangan memberi selamat. Mereka ingin agar anak ini dinamai Zakharia seperti bapaknya.
Tetapi Elisabet mengatakan anaknya harus dinamai Yohanes. Para tamu pun heran karena nama itu tidak dikenal dalam keluarga besar mereka. Tetapi Elisabet meminta mereka bertanya ke Zakharia sendiri. Waktu itu Zakharia masih belum bisa berkata-kata sejak bertemu malaikat di Bait. Ia pun menuliskan “Namanya adalah Yohanes.” (Lihat Luk 1:13, Malaikat Gabriel menyuruh Zakharia menamai anak yang dijanjikan itu Yohanes.) Dan seketika itu juga ia dapat berbicara kembali. Ia pun memuji kebesaran ilahi (Kidung Zakharia, Luk 1:67-79). Orang-orang dikatakan dalam bahasa Alkitab “ketakutan”, maksudnya menyadari kebesaran Tuhan. Peristiwa ini tersiar dan menjadi buah bibir orang.
Bagaimana bacaan ini dapat dicermati lebih jauh?
NAMA YOHANES.
Petikan kali ini menonjolkan penamaan anak yang baru lahir, yakni Yohanes. Nama ini ucapan Yunani bagi nama Ibrani, yakni Yohanan, artinya “Tuhan (Yo-) berkenan (-hanan)”. Seperti didapati di pelbagai masyarakat, nama anak diberikan sebagai ungkapan kepercayaan, keyakinan atau ingatan akan peristiwa yang penting. Di sini yang terungkap ialah kepercayaan bahwa Yang Mahakuasa tidak melupakan umat-Nya, Ia tetap peduli akan umat-Nya, Ia tetap melimpahkan kebaikan kepada mereka.
Guna memahami kepercayaan tadi, baik diingat bahwa zaman sekitar itu dirasa oleh banyak orang beriman di Tanah Suci sebagai zaman sulit, zaman edan. Keagamaan dan kebudayaan mereka mengalami krisis besar. Memang mereka dibawahkan pada pemerintahan Yunani dan kemudian Romawi. Boleh dikatakan, ketika itu dirasa kandas sudah keyakinan beberapa generasi sebelumnya pulang dari pembuangan di Babilonia untuk membangun kembali negeri dan identitas mereka.
Yang terjadi bukan bangkitnya kembali kejayaan umat, melainkan penaklukan oleh orang Yunani dan Romawi. Mereka bertanya-tanya apakah pelindung ilahi dan sesembahan mereka masih berkenan kepada mereka bahkan mereka juga meragukan kebesaran-Nya.
Banyak dari antara orang Yahudi yang memeluk kebudayaan dan tatacara hidup Yunani – waktu itu cara hidup modern. Kemudian ketika orang Romawi berkuasa, tak sedikit yang memilih menjadi warga Romawi dengan segala hak yang memberi mereka keleluasaan, tapi juga kewajiban yang bisa jadi bertentangan dengan adat istiadat dan agama lehuhur. Dalam keadaan krisis seperti ini banyak tawaran muncul. Di sana sini tampil tokoh yang menjanjikan kembalinya kebesaran di masa lampau. Mereka ini menampilkan diri sebagai Mesias, yakni Yang Terurapi untuk memimpin kembali umat. Kebanyakan mereka ini malah membuat mereka dimusuhi penguasa. Namun dalam krisis itu tetap ada sekelompok kecil di kalangan umat yang tetap percaya akan kebaikan Tuhan. Mereka ini mengharapkan kehadiran Tuhan meski mereka tidak tahu bagaimana. Inilah kalangan tempat Yohanes Pembaptis lahir.
ZAKHARIA.
Nama bapak Yohanes Pembaptis ialah Zakharia. Juga ada arti yang dalam, yakni “Tuhan ingat”, maksudnya tidak melupakan umat-Nya. Begitulah Injil Lukas dengan mahir memakai nama-nama ini untul membuat pembaca menyadari bahwa “Yohanes” – Tuhan berkenan telah lahir dari kepercayaan bahwa Dia tetap ingat dan peduli akan keadaaan umat-Nya.
Pada awal Luk 1:5 disebutkan, semasa Herodes, raja Yudea, hiduplah imam Zakharia dan istrinya, Elisabet. Dikatakan pada ayat 6 bahwa mereka itu hidup benar di hadapan Tuhan. Mereka inilah bagian dari umat yang tetap mempercayai kebesaran ilahi dan kebaikan-Nya terhadap umat-Nya kendati krisis zaman edan waktu itu.
TINGGAL DI PADANG GURUN.
Pada akhir bacaan Injil kali ini disebutkan bahwa “...anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.”
Padang gurun dalam Kitab Suci sudah menjadi motif penulisan untuk melukiskan tempat umat mendalami kehadiran Yang Mahakuasa yang telah menyelamatkan mereka dan tempat Dia memberikan hukum Taurat kepada umat. Bukan semata-mata tempat yang kering kerontang dan berbahaya.
Dalam masa krisis identitas dalam kehidupan umat, kaum saleh di kalangan umat Yahudi sering menjauhkan diri dari kehidupan kota (Yerusalem) untuk diam di padang gurun menyendiri. Mereka mendalami kitab-kitab keramat mereka, yang akhirnya menjadi Perjanjian Lama yang kita kenal.Tak sedikit yang hidup bersama di dalam pertapaan. Ada kalanya secara perorangan penghuni pertapaan itu menyepi ke gua-gua di seputar Laut Mati sebelah timur kota Yerusalem.
Dalam sumber-sumber kuno salah satu kelompok seperti itu dikenal sebagai kaum Esseni yang tinggal bertapa di padang gurun. Mulai tahun 1947 berangsur-angsur ditemukan naskah-naskah di beberapa gua di seputar Laut Mati tak jauh dari Khirbet Qumran (sebuah reruntuhan pertapaan kuno).
Naskah-naskah tadi sebagian berupa tulisan mengenai cara hidup dalam pertapaan, doa-doa, juga ada naskah-naskah Kitab Suci Perjanjian Lama, tafiran Kitab Suci. Dari semua ini tergambar kehidupan orang-orang yang “meninggalkan” kehidupan ramai di kota untuk berdiam di padang gurun, dalam sebuah pertapaan dengan komunitas seperti kaum biarawan, atau hidup menyendiri perorangan di gua-gua.
Tak jarang ada orang dari kota datang ke tempat itu untuk sekedar menyepi atau mendapatkan bimbingan dari para rahib yang menetap di pertapaan. Inilah kiranya yang melatari kehidupan Yohanes Pembaptis di padang gurun. Nanti ia di datangi orang dari kota dan bertanya apa yang bisa diperbuat. Ia mewartakan pertobatan untuk dapat menerima kedatangan sang Mesias sejati. Begitulah kehidupan Yohanes Pembaptis yang dirayakan pada 24 Juni ini. (AG)
3.
Kutipan Teks Misa.
Dalam diri Yohanes Pembaptis, Roh Kudus memulai dan mempratandai karya yang akan Ia selesaikan bersama dan dalam Kristus yakni pemulihan sifat "serupa dengan Allah" dalam diri manusia. Pembaptisan Yohanes adalah pembaptisan untuk pertobatan; Pembaptisan dalam air dan dalam Roh Kudus akan menghasilkan satu kelahiran baru Bdk. Yoh 3:5.. (Katekismus Gereja Katolik, 720)
Antifon Pembuka (Yoh 1:6-7; Luk 1:17)
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang untuk bersaksi tentang terang, dan menyiapkan suatu umat yang layak bagi Tuhan.
De ventre matris meæ vocavit me Dominus nomine meo: et posuit os meum ut gladium acutum: sub tegumento manus suæ protexit me, posuit me quasi sagitam electam.
A man was sent from God, whose name was John. He came to testify to the light, to prepare a people fit for the Lord.

Pada Misa Hari Raya Kelahiran St. Yohanes Pembaptis ada Madah Kemuliaan (Gloria) dan Syahadat (Credo)
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau mengenal kami sedalam-dalamnya. Engkau telah membentuk dan memanggil kami sejak sebelum kami lahir. Semoga kami mengabdi kepada-Mu dengan rendah hati, serta mempersiapkan jalan untuk kedatangan Putra-Mu, Yesus Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (49:1-6)
"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa."
Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak aku ada di perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku, “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia. Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku.” Tuhan telah membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan upaya Israel dikumpulkan kepada-Nya. Maka aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allah yang menjadi kekuatanku sekarang berfirman, “Terlalu sedikit bagimu kalau hanya menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 139:1-3.13-14ab.14c-15; Ul: 13b)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumiliki.
2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku, ajaiblah apa yang Kauperbuat.
3. Jiwaku benar-benar menyadarinya, tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:22-26)
"Kedatangan Yesus disiapkan oleh Yohanes."
Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Antiokhia Paulus berkata, “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi umat-Nya. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka; tetapi Dia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Hai saudara-saudara, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 1:76)
Engkau, hai anak-Ku, akan disebut nabi Allah yang Mahatinggi karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalan bagi-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:57-66.80)
"Namanya adalah Yohanes."
Pada waktu itu, genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Tetapi Elisabet, ibunya, berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Kata mereka kepadanya, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia untuk bertanya nama apa yang hendak ia berikan kepada anaknya itu. Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini, “Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia, dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata, “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia kemudian tinggal di padang gurun sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kutipan Injil hari ini dibuka dengan menceritakan kelahiran Yohanes Pembaptis dan ditutup dengan kalimat: Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia kemudian tinggal di padang gurun sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel. Bagaimana ia bertambah besar dan makin kuat rohnya?
Mengapa Yesus memilih untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, bukan oleh pembaptis yang lain? Ada dua kemungkinan jawaban. Pertama, pewartaan tobat Yohanes ditujukan kepada semua orang, tidak hanya kepada orang-orang yang menurut paham zaman itu disebut berdosa. Kepada orang Farisi dan orang Saduki yang datang untuk dibaptis, Yohanes mengatakan, “Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? ... jangan mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!” (Mat 3:7-9).
Kedua, Yohanes Pembaptis tidak hanya memberikan baptis ritual, melainkan menuntut konsekuensi moral dari pembaptisan. Ini tampak dalam kisah pewartaan Yohanes menurut Injil Lukas. Orang banyak yang datang untuk dibaptis oleh Yohanes dan bertanya kepadanya, “.... apa yang harus kami perbuat?” Jawabnya, “Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.” Demikian juga ketika para pemungut cukai mengajukan pertanyaan yang sama, Yohanes menjawab, “Jangan menagih lebih banyak daripada yang telah ditentukan bagimu.” Ketika prajurit-prajurit bertanya hal yang sama, Yohanes menjawab, “Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.”
Dengan kata lain, Yesus memilih untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis karena ia mempunyai pandangan yang universal (semua orang harus bertobat dan dibaptis) dan menuntut pembaharuan hidup yang nyata sebagai konsekuensi moral dari pembaptisan sebagai ungkapan pertobatan.
Bagaimana Yohanes sampai pada keyakinan itu? Salah satu jawabannya adalah dari tinggalnya Yohanes di padang gurun. Padang gurun kita pahami sebagai tempat yang kering kerontang, sepi. Dalam Kitab Suci, padang gurun adalah tempat pemurnian: Musa memimpin umat Allah selama empat puluh tahun menyeberang padang gurun. Di padang gurun itulah iman umat dimurnikan dan akhirnya boleh masuk ke tanah terjanji. Demikian juga Yesus sebelum tampil di depan umum berada di padang gurun selama empat puluh hari untuk memantapkan langkah. Dengan pengalaman itu, Yesus tidak bisa dibelokkan lagi langkah-Nya. Ia akan terus mengarahkan pandangan-Nya menuju Yerusalem. Kiranya yang serupa itulah yang terjadi dengan Yohanes Pembaptis ketika ia tinggal di padang gurun.
Antifon Persiapan Persembahan (Mzm 92:13)
Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon.
The righteous man shall flourish like the palm tree; he shall grow up like a cedar of Lebanon.
atau
Iustus ut palma florebit: sicut cedrus, quæ in Libano est, multiplicabitur.
Antifon Komuni (Bdk. Luk 1:78)
Oleh rahmat dan belas kasih dari Allah kita, laksana Fajar Timur Ia mengunjungi kita dari tempat tinggi.
Through the tender mercy of our God, the Dawn from on high will visit us.
atau (Luk 1:76)
Tu puer propheta Altissimi vocaberis: præibis ante Dominum parare vias eius.
(Engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar