HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 24 Februari 2018
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Ulangan (26:16-19)
(Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
Matius (5:43-48)
“Deus caritas est - Allah adalah kasih.”
Itulah ensiklik pertama Paus Emeritus Benediktus XVI yang juga saya tulis dalam buku “HERSTORY” (RJK, Kanisius).
Ya, karena Allah adalah kasih, kita juga diharapkan selalu memancarkan wajah Allah yang penuh dengan vitamin “C “-CINTAKASIH.
Jelasnya, seperti Allah yang menjadi “gift/kado” bagi hidup kita, kita
juga diajak menjadi “gift/kado” bagi hidup sesama dan dunia kita.
Dalam buku saya, “TANDA” (RJK, Kanisius), ada dua jalan iman supaya
kita bisa menjadi “kado” dan berbagi ”kado”, yakni: "KAsihi dan DOakan",
bahkan termasuk kepada orang yang menjadi ”musuh”: menyakiti
hati/membenci diri kita: “KAsihilah musuhmu dan berDOalah bagi mereka
yang menganiaya kamu." (Mat 5:44).
Musuh sendiri bisa berarti
seseorang yang kita benci, mungkin karena menyebabkan kerugian-sakit
hati-kekecewaan/kejatuhan, dan karenanya mereka ini tidak layak diampuni
apalagi dikasihi. Tapi bukankah cinta itu kasih dan bukankah kasih itu
adalah inti hukum kristiani?
Pertanyaannya:
Mengapa kita
harus menjadi “kado”? Alasannya adalah karena dengan menjadi “kado”,
kita bisa menjadi anak-anak Bapa: "Karena dengan demikian kamu menjadi
anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang
jahat dan orang baik dan menurunkan hujan bagi orang benar dan orang
yang tidak benar."
Alfred Plummer menulis: “To return evil for
good is devilish; to return good for good is human; to return good for
evil is divine. To love as God loves is moral perfection." Plummer
benar! Membalas kebaikan dengan kejahatan berarti membiarkan iblis
memasuki hati kita. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah sesuatu
yang insani, sedangkan membalas kejahatan dengan kebaikan adalah sifat
ilahi.
Untuk kehidupan kita, rasa sakit hati dan kebencian
tidaklah sehat. Kita tidak akan pernah bisa hidup bahagia dalam damai
dan sukacita jika kita terus menyimpan dendam dan kebencian. Kita tidak
bisa ubah mereka tapi kita bisa ubah cara pandang kita tentang mereka.
Lihatlah bagaimana tindakan Yesus menjadi “kado” di atas kayu salib
(wasiat pertama, Luk 23:34). Sudahkah kita juga belajar menjadi “kado”?
"Pak Widodo makan kurma - jadilah kado bagi sesama.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Domus Pacis - Rumah Damai".
Inilah nama sebuah rumah singgah buat para imam projo di kota Jogja.
Kita juga diajak mjd "rumah damai" dg semangat kasi dan pengampunan.
Adapun hari ini Yesus ajak kt u/mempunyai "rumah damai" dg berbagi "kado" yg punyai 2 jalan cintanya, al:
A.KAsihi musuhmu:
Mengasihi org yg mengasihi kita adl hal yg biasa, tp yg luar biasa,
hari ini Yesus ajak kt u/mengasihi musuh, yakni org yg
membenci+menyakiti hati, kdg menjatuhkan+menyingkirkan kt. Sulit tp
inilah yg dimintaNya spy kt mjd org yg luar biasa dlm Tuhan krn sll
hidup dg nada dasar "C", Cinta.
B.DOakan org yg menganiaya kt:
Kt mjd sakit/terluka ktika dianiaya dg kata/sikap/tind yg
menjatuhkan+menjelekkan hdp kt: dicap buruk-disingkirkan+dikorbankan..
Bukankah sakit/luka hati kita itu butuh obat spy bisa sembuh? St Thomas
Aquinas mengatakan, "doa yg panjang adl obat mujarab."
Ya, Yesus
ajak kt u/iklas mendoakan mrk yg menganiaya kt dg hati besar krn dg
bgitu kt mjd anak-anak Allah. Ya, Yesus mengajak kt mjd pribadi yg luar
biasa dg nada dasar "D", Doa dlm hdp kt stiap harinya..
"Cari arang dan selasih - Jadilah org yg berbelaskasih".
2.
"Misericordia - Kerahiman Ilahi."
Inilah salah satu devosi yang ditekankan pada Tahun Yubileum yang sarat dengan pesan kerahiman.
Adapun hari ini Yesus sang Raja Kerahiman berkata kepada para muridNya:
"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."
Dengan kata lain: Kita diajak menjadi orang yang memiliki "kerahiman
ilahi" dengan memiliki "kado": "KAsihi+DOakan". Kita diajak menjadi
"kado", terlebih bagi musuh yakni orang yang menyakiti dan membenci
kita. Tidak usah dibalas/digerutu, cukuplah dikasihi dan didoakan.
Bagi banyak orang, musuh sendiri adalah orang yang dibenci karena
menyebabkan kerugian-sakit hati-kecewa-terpuruk-gagal dll, bisa rekan
seiman dan seimam, serumah/se-tempat kerja.
Yang pasti, akibat
adanya musuh, kita malahan bisa dikotori oleh perasaan benci dan
keinginan untuk membalas dendam serta menghancurkan orang lain. Atau
paling tidak, kita ingin melihat mereka menderita. Manusiawi tapi
sebenarnya dengan cara demikian, kita malahan akan selalu dipenuhi
perasaan dan pikiran negatif, mudah marah dan tersinggung.
Hari
inilah, seperti wasiat Yesus yang pertama di atas salib, yang juga
ditunjukkan oleh martir pertama bernama Stefanus, kitapun diajak berani
berjiwa besar dengan berseru: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Mengapa harus demikian?
Karena dengan mengasihi dan mendoakan musuh lah kita menjadi anak Bapa
yang menerbitkan matahari bagi org jahat dan orang baik serta menurunkan
hujan bagi org benar dan tidak benar.
Seorang penulis, Alfred
Plummer pernah berkata: "membalas kebaikan dengan kejahatan= membiarkan
iblis masuk di hati kita, membalas kebaikan demgan kebaikan= hal yang
insani dan wajar terjadi, tapi membalas kejahatan dengan kebaikan= sifat
insani.
Bukankah ini yang dimintaNya, supaya kita menjadi sempurna,
mempunyai sifat ilahi? Bukankah rasa benci yang terus dipupuk tidak
menyehatkan? Dan, bukankah kita tidak pernah bisa hidup bahagia kalau
masih menyimpan dendam dan luka kepada sesama?
"Cari arang di tengah pasar - Jadilah orang yang berjiwa besar."
3.
"Giver"
Inilah julukan yang kerap saya berikan kepada orang yang selalu berani
menjadi orang yang "positif", yang selalu berjuang mengasihi-melayani
dan mengampuni sesamanya, bahkan sesamanya yang kadang menyakiti hati
dengan gosipan-fitnahan/ucapan yang tidak tulus.
Keutamaan
"giver" ini berbanding terbalik dengan "taker", yang suka ber-negatif
ria, penuh intrik-taktik, palsu dan tidak tulus.
Mengacu pada
pesan ilahi hari ini, adapun dua hal yang bisa diperbuat seorang "giver"
adalah menjadi "kado", KAsihilah musuhmu dan berDOalah bagi mereka yang
menganiaya kalian".
Inilah juga yang dikatakan Yesus sebagai
syarat untuk menjadi anak-anak kerajaan surga, yang selalu belajar
berpikir positif-sportif dan produktif.
Sebuah cerita tambahan:
12 Mei 2014, dalam salah satu sharingnya, Jorge alias Paus Fransiskus
mengatakan bahwa suatu kali, ketika masih frater, ia melakukan bimbingan
dengan Bapa Rohaninya. Ia bercerita panjang lebar kalau sedang
marah/berkonflik dengan salah satu temannya. Namun, Bapa Rohaninya hanya
menanggapi dengan satu perkataan singkat: "Dimmi, tu hai pregato per
lui?" (Katakan padaku, apakah kamu berdoa untuknya). Dan Jorge menjadab,
"No". Lalu, Bapa Rohaninya melanjutkan, "Abbiamo finito" (Bimbingan
kita selesai).
Disinilah, kita diajak untuk berani menjadi
"giver" dengan mulai berjiwa besar untuk mendoakan orang lain karena
bukankah dengan doa kita juga bisa sekaligus menjadi "teacher/guru" dan
"healer/penyembuh" bagi banyak orang dan bagi diri kita sendiri?
"Cari arang di tengah pasar - Jadilah orang yang berhati besar."
4.
"Sanctitas - Kekudusan."
Lima kali dalam kitab Imamat, Allah berkata, “Haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus”. (11:44,45, 19:2, 20:7,26).
Yesus menggemakan tema ini lagi ketika berkata: “Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yg di surga” (Matius 5:48).
Jelasnya, Ia mengajak kita memiliki kasih dan kekudusan sempurna:
“berkatilah mereka yang mengutuk kamu dan berbuatlah baik kepada yang
membenci kamu”.(Luk 6:27).
Secara insani, kita wajar diajak untuk
mengasihi sesama (Im 19:18; Mat 19:19; 22:39; Mrk 12:31; Luk 10:27; Rom
13:9; Gal 5:14; Yak 2:8) dan membenci musuh (Ul 23:6; Maz 139:21,22).
Dalam bahasa Qumran:"mengasihi semua orang yang telah dipilihNya dan
membenci semua orang yg telah ditolak-Nya (1 QS 1.4). Inilah yang kerap
disebut sebagai ajaran lex talionis (mata ganti mata, gigi ganti gigi).
Tapi secara imani, kita dituntut “lebih”, yakni menjadi “kado”: KAsihilah+DOakan musuh.
Bisa jadi, hal ini dikarenakan di dunia ini sudah ada terlalu banyak
kebencian dan terlalu sedikit belas kasihan, dimana kita menghabiskan
lebih banyak waktu untuk menggerutu ketimbang bersekutu, menghakimi
daripada memahami dan menyakiti ketimbang memberkati.
Adapun
salah satu cara untuk menjadi kado+“menghancurkan” musuh adalah dengan
menjadikannya seorang sahabat. Karena itu, dengan pertolongan Allah,
kasihilah musuh, doakanlah dan berbuat baiklah kepada mereka.
Seperti halnya Tuhan, bersiaplah untuk membalas kejahatan dengan
kebaikan (Luk 23:34): "Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah tabiat
Iblis; membalas kebaikan dengan kebaikan adalah tabiat manusiawi;
membalas kejahatan dengan kebaikan adalah tabiat ilahi.
"Di Tangerang ada banyak pasar-Jadilah orang yang berjiwa besar."
5.
“Amor vincit omnia – Cinta mengalahkan segala!”
Bicara soal cinta kasih, kita mengingat ajakan Yesus untuk mengasihi
musuh. Kasih (agapaō) yg diperintahkan disini ialah kasih yg
membebaskan. Kasih itu sejenis dengan tindakan kasih Allah terhadap
orang-orang yang memberontak (Yoh. 3:16), sehingga menunjukkan bahwa
orang yang mengasihi sedemikian itu adalah benar-benar anak-anak Bapa.
Sebagaimana kasih Allah itu sempurna, tidak kekanak-kanakan,
demikianlah kita harus berusaha mendewasakan diri di dalam hal ini (bdg.
Ef. 5:1, 2).
De facto, dalam "hukum" dunia, kata "mengasihi" dan
"musuh" adalah dua kata yang bertolak belakang, karenanya tidak dapat
dipersatukan. Dalam bahasa Inggris, musuh adalah enemy (Lat: inimicus -
"bukan sahabat"), orang yang tidak bersahabat karena membenci,
menginginkan hal yang tidak baik, menyebabkan jatuh, kecewa, sakit, dsb.
Tapi Yesus mengatakan: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Mat 5:44).
Ajaran mengasihi musuh tidak saja berdimensi teologis-berkenaan dengan
aspek imani-tetapi juga berdimensi praktis dan logis karena:
a.
Membenci musuh akan merugikan diri sendiri; tidak ada orang yang
hidupnya bahagia kalau terus dikuasai kebencian terhadap orang lain.
b.melawan kebencian dengan kebencian sama dengan melipatgandakan
kebencian. Seperti gelap yang tidak bisa dilawan dengan gelap, tetapi
harus dengan terang.
Terang, walau hanya secercah, akan sanggup menembus kegelapan.
Dengan memahami makna ajaran "KADO": KAsihi + DOakan musuh, kita bisa
melihat luka tanpa dendam; kepahitan tanpa amarah; kekecewaan tanpa
geram. Kita memandangnya sebagai kesempatan untuk next level sebagai org
beriman.
"Ada selasih ada kemiri-Andalkan kasih setiap hari."
6.
Kutipan Teks Misa:
Bentuk cinta yang tertinggi yaitu cinta kepada musuh-musuh kita. (St. Aelredus Abas)
Antifon Pembuka (Mzm 19:8)
Sempurnalah hukum Tuhan dan menyegarkan jiwa. Benarlah kesaksian Tuhan, hikmat bagi orang sederhana.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, arahkanlah hati kami kepada-Mu, agar
patuh setia berbakti kepada-Mu. Semoga kami selalu mencari Engkau dan
mengamalkan karya cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Yesus
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Musa menegaskan
kepada umat Israel agar tetap setia melakukan ketetapan dan peraturan
Tuhan sesuai dengan perintah-Nya sehingga mereka akan menjadi umat-Nya
yang kudus sesuai dengan janji-Nya.
Bacaan dari Kitab Ulangan (26:16-19)
"Engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu."
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berbicara kepada bangsanya,
“Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan
dan peraturan; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap
hatimu dan segenap jiwamu. Pada hari ini engkau telah menerima janji
dari Tuhan: Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut
jalan yang ditunjukkan-Nya, dan berpegang pada ketetapan, perintah serta
peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. Dan pada hari ini pula Tuhan
telah menerima janji dari padamu bahwa engkau akan menjadi umat
kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau
akan berpegang pada segala perintah-Nya. Ia pun akan mengangkat engkau
di atas segala bangsa seperti telah dijanjikan-Nya, untuk menjadi
terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus
bagi Tuhan, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup
menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang
peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2.
Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan
sungguh-sunguh. Kiranya hidupku mantap untuk berpegang pada
ketetapan-Mu!
3. Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur,
apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil. Aku akan berpegang pada
ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (2Kor 6:2b)
Waktu ini adalah waktu perkenanan. Hari ini adalah hari penyelamatan.
Para murid Yesus dipanggil untuk menjadi sempurna seperti Bapa di
surga. Kesempurnaan Bapa itu terletak dalam cinta-Nya. Ia berlaku adil.
Ia tidak memandang muka dan tidak pilih kasih.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
"Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu
telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah
bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi
anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit
bagi orang-orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula, hujan pun
diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga orang yang tidak benar.
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya
memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada
perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun
berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu
yang di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kita dipanggil untuk menjadi sempurna seperti Bapa di surga. Kita
dipanggil untuk membangun sebuah umat yang kudus sesuai dengan kehendak
Tuhan dan menjadi umat kesayangan-Nya. Bagaimana upaya kita
mendapatkannya? Hal itu dapat kita capai dengan melakukan segala
ketetapan dan perintah yang diberikan oleh Tuhan sendiri. Yesus sendiri
meminta kita untuk mencintai musuh dan berdoa bagi orang-orang yang
menganiaya ita. Modelnya adalah Allan sendiri. Ia menurunkan hujan dan
menyinarkan mataharinya, baik untuk orang benar maupun untuk orang
jahat. Maukah kita setia untuk melakukan perintah dan ketetapan Tuhan?
Maukah kita setia untuk melakukan perintah dan ketetapan Tuhan?
Beranikah kita mengasihi dan berdoa bagi orang yang membenci kita?
Antifon Komuni (Mat 5:48)
Tuhan bersabda: Hendaklah kamu sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.
Doa Malam
Ya Allah, Engkau berjanji akan mengangkat manusia, umat-Mu, untuk
menjadi kudus dan segala berkat akan Kaulimpahkan atasnya. Janganlah
tinggalkan kami agar segala usaha, sikap dan tingkah laku kami aman
terjaga dan tidak menyimpang dari jalan-Mu. Dengan demikian kelak dapat
mencapai kekudusan seperti yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan
Kristus, Tuhan kami. Amin.
-----------
HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Mendaraskan Mazmur...
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!”
(Mz 51:7).
Selain mazmur 51, beberapa kitab Mazmur dapat menjadi inspirasi bagi
kita untuk menyesali dosa-dosa kita dan berbalik untuk menyambut
penebusan dalam peristiwa wafat dan kebangkitan Yesus Kristus nanti,
yakni:
Maka berikut ini adalah tujuh kitab Mazmur yang berbicara tentang penyesalan.
1. Mazmur 6
Kalimat penyesalan dalam Mazmur ini terdapat pada ayat 5 yang berbunyi:
“Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan
bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?”
2. Mazmur 32
Ayat 5 dalam Mazmur ini berbunyi, “Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan
kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku
kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan
karena dosaku.”
3. Mazmur 38
Penuh dengan analogi tubuh yang
terluka berat, bagian penyesalan dalam Mazmur ini terdapat dalam ayat
6: “Aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk; sepanjang hari aku
berjalan dengan dukacita.”
4. Mazmur 102
Ayat 2 dalam Mazmur
penyesalan yang berikut ini berbunyi: “Janganlah sembunyikan wajah-Mu
terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku;
pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!”
5. Mazmur 130
Dalam Mazmur 130 ini, nada penyesalan terdapat dalam ayat 2: “Tuhan,
dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara
permohonanku.”
6. Mazmur 143
Ayat 7 dalam Mazmur ini
berbunyi: “Jawablah aku dengan segera, ya TUHAN, sudah habis semangatku!
Jangan sembunyikan wajah-Mu terhadap aku, sehingga aku seperti mereka
yang turun ke liang kubur.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Tuhan, Biarlah RohMu
Menyala Kembali Dalam Hidupku
Mazmur 51 menjadi Mazmur favorit Banyak orang terlebih di Masa Prapaskah, masa pemulihan diri kita dari kekang Dosa.
Dikatakan latar belakang dari Mazmur ini adalah pengalaman Raja Daud
ketika menyesali kedosaannya yang berat setelah teguran Nabi Natan
kepadanya.
Saya mengutipkan beberapa ayat dari Mazmur 51 itu:
Kasihanilah aku, ya Allah,
menurut kasih setiaMu,
hapuskanlah pelanggaranku
menurut rahmatMu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya
dari kesalahanku,
dan tahirkanlah aku
dari dosaku!
Sebab aku sendiri sadar
akan pelanggaranku,
aku senantiasa bergumul
dengan dosaku.
Janganlah membuang aku
dari hadapanMu,
dan janganlah mengambil
rohMu yang kudus dari padaku!
Bangkitkanlah kembali padaku
kegirangan karena selamat
yang dari padaMu,
dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!
(Mzm 51:3-5,13-14)
Dari ayat-ayat di atas saya menemukan sesuatu yang menarik yaitu ketika Daud berseru:
"JANGANLAH MENGAMBIL
ROHMU YANG KUDUS DARIPADAKU"
Dari pengalaman Daud kita bisa memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kita selama ini, seperti:
Mengapa seringkali kita seperti kehilangan gairah hidup,
males ngapa-ngapain,
menjadi dingin sedemikian rupa terhadap siapapun, ilfil, luweh,
sebodo amat, cuek bebek,
Ngak peduli,
dan seribu ungkapan lain yang sejenis.
Mazmur 51 Mungkin bisa memberikan kita salah satu penyebab dari itu semua, yaitu DOSA.
Entah dosa yang kita lakukan sendiri, entah dosa yang orang lain perbuat sampak kita terkena imbasnya.
Dalam Masa Prapaskah ini selain berpantang dan puasa kita juga bisa
memohon pada Tuhan untuk membakar kembali semangat kita, biarlah RohNya
kembali menyala-nyala dalam hidup kita.
Roh dan semangat inilah yang bisa memulihkan keadaan kita, keluarga dan pelayanan kita. (JS)