Ads 468x60px

Sabtu 28 Februari 2015

Ul 26:16-19; Mat. 5:43-48

"Sanctitas-Kekudusan."
Lima kali dalam kitab Imamat, Allah berkata, “Haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus”. (11:44,45, 19:2, 20:7,26).  Yesus menggemakan tema ini lagi ketika berkata: “Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yg di surga” (Matius 5:48). Jelasnya, Ia mengajak kita memiliki kasih dan kekudusan sempurna: “berkatilah mereka yang mengutuk kamu dan berbuatlah baik kepada yang membenci kamu”.(Luk 6:27).

Jumat 27 Februari 2015





Yeh. 18:21-28; Mat. 5:20-26.

"δικαιοσυνη - diakosune-kebenaran."
Inilah kata Yunani yang mengartikan istilah 'hidup keagamaan' dimana orang kristiani diajak hidup sebagai "orang benar."  Yesus mengharapkan bahwa "hidup keagamaan" (kebenaran) kita haruslah lebih benar daripada "hidup keagamaan" ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang kerap melupakan inti hukum Taurat.

Kebenaran ala orang Farisi dan ahli Taurat hanya bersifat lahiriah dengan mentaati banyak aturan tapi tidak punya kasih yang berpola salib (vertikal kepada Tuhan dan hortisontal pada sesama).

Kamis, 26 Februari 2015



Pekan I Prapaskah
Est. 4:10a,10c-12,17-19;
Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8; Mat. 7:7-12.

"Orate - Berdoalah!!"
Inilah salah satu ajaran iman dalam gereja kita. Adapun perintah doa yang berpola “MCK”- “Minta-Cari-Ketok” ini sendiri adalah bentuk kata kerja yang mengandung arti iman dengan 3 pilar dasar: “pkk”, perjuangan-kesinambungan dan ketekunan.

Yang pasti: Apakah yang membuat permohonan doa kita dijawab? Kesungguhan kita berdoa atau kebaikan Allah? Dua duanya!

Rabu 25 Februari 2015


Yun. 3:1-10; Mzm. 51:3-4,12-13,18-19; Luk. 11:29-32.

"TANDA- Kata Angka dan Nada”.
Inilah salah satu judul buku yang saya buat ketika masih bertugas di Gereja Tangerang (Kanisius, 2008). Dunia kita marak dengan tanda dan Yesus-pun datang sebagai “TANDA”.

Anehnya, para pemuka agama selalu menolak dan menyangsikan Yesus padahal mereka tentu telah mendengar, jika tidak sempat melihat, berbagai tanda yg dibuat Yesus: pengajaran, kesembuhan, pengusiran setan+kebangkitan orang mati.
Sebenarnya yang menjadi masalah bukanlah kurangnya tanda, melainkan keangkuhan diri karena adanya ketertutupan hati dan budi.

Selasa 24 Februari 2015


Yes. 55:10-11; Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19; Mat. 6:7-15.

"Omnis enim qui petit accipit, et qui quaerit invenit, et pulsanti aperietur-
Setiap orang yg meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."

Inilah sebuah harapan iman karena doa Bapa Kami adalah doa yang penuh harapan (Pater Noster, Πάτερ ἡμῶν), sebagai bagian dari Khotbah di Bukit.
Indahnya, doa ini mengajak kita memiliki “P4” iman, antara lain:

Senin 23 Februari 2015

Pekan I Prapaskah
Im 19:1-2.11-18; Mat 25:31-46

“Gloria Dei viviens homo - Kemuliaan Allah terpantulkan dalam kemanusiaan yang dipulihkan menuju kehidupan yang penuh”.
Inilah kata St. Ireneus yang menyadarkan kita tentang perlunya pengejawantahan iman, meng-"horisontal"-kan Kerajaan Allah. Pengejawantahan iman ini didasari ingatan iman bahwa Yesus akan datang lagi untuk menghakimi dan membawa pemisahan (Mat 25:31-46). Peristiwa pemisahan ini terjadi setelah masa kesengsaraan besar dan kedatangan Kristus kembali ke bumi tetapi sebelum memulai memerintah bumi ini (Dan 7:9-14; Why 5:10; 19:11-20:4) dengan beberapa pokok iman, antara lain:   

Minggu 22 Februari 2015


MINGGU PRAPASKAH I 
Kej. 9:8-15; Mzm. 25:4b-5ab,6-7bc,8-9; 1Ptr. 3:18-22; Mrk. 1:12-15.

“Adveniat regnum Tuum - Datanglah kerajaanMu!”
Pewartaan pertama yang disampaikan Yesus adalah dekatnya Kerajaan Allah (Yun: hê basileia tou theou):"Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"

Secara umum, Kerajaan Allah berarti: Allah yang meraja, yang aktif terlibat dalam hidup manusia, yang secara konkret menunjukkan kuasaNya: “Kerajaan Allah bukanlah soal makanan/minuman, tp soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita.”
(Rom 14:17) dengan 3 ajakan iman, antara lain: 

Dehumanisasi: Never Again!!!


Tidak jauh dari Munich di negara bagian Bavaria Jerman terletak kota kecil Dachau. Di kota itu terdapat kamp konsentrasi pertama Hitler. Pada monumen utama yang didirikan setelah Perang Dunia II tertulis “Never again”. Apa yang jangan terulang lagi? Holocaust – pembunuhan manusia oleh manusia. “Never Again” memang ditulis dalam situasi normal, yaitu setelah tragedi kemanusiaan itu. Namun kata-kata itu bukanlah sebuah deskripsi atas normalitas faktual, melainkan sebuah ekspektasi masa depan. 

Sabtu 21 Februari 2015


Yes. 58:9b-14; Luk. 5:27-32.

“Confitemini Domino - Bersyukurlah kepada Tuhan!"
Alasan dari kedatangan Yesus (inkarnasi, "in-carna") adalah untuk menebus manusia:
"Redemptionis incarnatio causa est". Ia hadir dan mengalir, mengasihi dan memberikan nyawaNya sebagai tebusan bagi banyak orang. (Mrk 10:45)

Seperti Lewi/Matius yang dikasihiNya, adapun 3 sikap dasar yang bisa kita buat, antara lain:

Jumat 20 Februari 2015

Yes. 58:1-9a; Mat. 9:14-15.

“Sanctifica me - Kuduskanlah kami ! ”
Inilah salah satu harapan di Jumat, “hari puasa/pantang”. Adapun, bagi kebanyakan orang lain, bulan 'puasa' kerap menjasi bulan penuh berkat, bulan tempat segala dosa dihapuskan sesuai dengan prestasi puasa mereka, bulan pengabulan doa, yang tentu besar-kecil pengabulannya sesuai dengan ketaatannya berpuasa.

Pada jaman Kitab Suci Perjanjian Lama-pun pengertian puasa tidak jauh berbeda dengan itu, maka untuk sebagian orang yang tekun berpuasa dan merasa tidak mendapat 'pahala' setimpal, dengan mudah akan berseru:"Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikan juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" 

Kamis 19 Februari 2015

 Hari Kamis sesudah Rabu Abu
Ul. 30:15-20;Mzm. 1:1-2,3,4,6;Luk. 9:22-25.

"Alter Christi - Kristus yang lain."
Inilah salah satu panggilan iman kita untuk menghadirkan Kristus secara nyata lewat hidup harian kita.

Adapun 3 syarat dasar yang diberikanNya, antara lain:

1.Menyangkal diri:
Sikap yang tidak mengindahkan/tidak lagi memikirkan kepentingannya sendiri. Kita berani berkata tidak untuk "perbuatan tertentu" yang dulunya kita tidak dapat menolaknya, padahal situasi itu kita sangat bisa dan sukai. Dengan kata lain: Yesus mengajak kita selalu menomorsatukan kehendak Allah dan bukan kesenangan diri sendiri. Kita bisa coba menyangkal diri dengan mengurangi hobi pribadi dan menyediakan waktu lebih banyak untuk ber-"PDA", Puasa- Doa & Amal.
 

Rabu 18 Februari 2015

HARI RABU ABU 
Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20 - 6:2; Mat. 6:1-6,16-18.

"Beati pauperes spiritu - Berbahagialah mereka yang rendah hati."
Bersama dengan awal masa prapaskah yang dibuka dengan Misa Rabu Abu, kita diajak untuk menjadi orang beriman yang rendah hati, yang sepenuh hati dan tidak suka mencari perhatian.

Adapun, Yesus mengangkat 3 bentuk olah rohani yang hendaknya secara khusus kita tingkatkan dan kita hayati dengan penuh kerendahan hati, yakni "PDA", Puasa Doa Amal.
Secara khusus, ketiga hal tersebut kita hayati sebagai bentuk pertobatan sebagaimana diserukan dalam bacaan I dan II.

Pulvis et umbra sumus - Kita hanyalah debu dan bayangan.

DOA RABU ABU:

O Yesus, Engkau mengenakan pada keningku tanda saudari Kematian:“Ingatlah, engkau debu,dan akan kembali menjadi debu.” Bagaimanakah aku tidak mendengarkanpesannya yang bijak bestari?Suatu hari, hidupku di dunia akan berakhir;batas-batas tahunku telah ditetapkan,sekali pun aku tidak tahu hari dan waktunya.Akankah aku siap berjumpa dengan-Mu?Sudilah menjadikan prapaskah yang kudus inisebagai masa penuh rahmatbagiku dan bagi seluruh dunia.Ajarilah kami menghitung hari-hari kami dengan benar, agar kami beroleh kebijakan hati.

Rabu Abu

Pulvis et umbra sumus - Kita hanyalah debu dan bayangan. 

1.Apakah Rabu Abu itu?
Rabu Abu adalah permulaan Masa Prapaskah, yaitu masa pertobatan dan pemeriksaan batin guna mempersiapkan diri untuk menyambut Hari Raya Paskah: Kebangkitan Kristus.

Puasa


Puasa merupakan salah satu wujud pengendalian diri. Dengan pengendalian diri, kita akan lebih mudah mengikuti kehendak Tuhan dan makin dekat pada Tuhan. Inilah tujuan sesungguhnya dari puasa dan kegiatan keagamaan lain (misa, pdkk, retret, kkr, pendalaman alkitab, kpks, sep/kep dsbnya) yaitu untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dan akhirnya bersatu dengan-Nya ("Manete in ME"). Maka, Yesus tegas menolak puasa dan pelbagai ritus kesalehan kalau hanya sekedar sebagai kewajiban, ritual ikut-ikutan atau bahkan sebagai ajang pamer dan unjuk kesalehan saja dengan motivasi supaya dipuja-puji atau dianggap suci.. Kedekatan dengan Tuhan sejatinya akan membawa kita makin bijaksana, rendahhati dan buahnya nyata: kita menjadi pembawa damai bagi  sesama secara tulus dan kita biasa berpikir positif pada org lain... Dalam bahasa Nouwen: "Ecce homo et Deus est - Lihatlah manusia dan kamu akan melihat Tuhan". 

Tuhan memberkati + Bunda merestui. 
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh)

Puasa & Pantang Masa Prapaskah


MENGAPA KITA BERPUASA?
1. Berpuasa mempertajam mata rohani kita - membantu kita melihat apa yang Tuhan lihat.
2. Berpuasa berarti semakin serupa dengan Kristus, yang sering kali berpuasa.
3. Berpuasa adalah cara yang baik guna mengingatkan kita untuk berdoa, sebagai ganti makan.
4. Berpuasa membantu kita mengurangi berat badan dan merasa tetap bugar.
5. Berpuasa berarti menghemat uang (membeli lebih sedikit makanan!)
6. Berpuasa berarti menghemat waktu (melewatkan waktu makan!) di mana semua orang serba sibuk dan tidak punya waktu luang.
7. Berpuasa membuat kita merasa bahagia (jika kita melewatkan hari puasa dengan berhasil.)
8. Berpuasa meningkatkan rasa disiplin diri sehingga kita dapat berbuat lebih banyak kebaikan kepada sesama.

Selasa 17 Februari 2015

Kej. 6:5-8,7:1-5,10; Mrk. 8:14-21.

"Vidi et audi - Aku melihat dan aku mendengar!"
Inilah salah satu kepekaan hidup yang diharapkan sebagai orang yang mengaku beriman karena Yesus sendiri menegur kita pada bac hari ini:
"Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar?"

Disinilah kita diajak untuk mempunyai "mata dan telinga" yang peka melihat dan mendengarkan sapaan ilahi lewat perjumpaan dengan yang insani. 

Bagaimana Peraturan Pantang & Puasa?


Sesuai dengan ketentuan Kitab Hukum Kanonik (Kanon No. 1249 - 1253) dan Statuta Keuskupan Regio Jawa No. 111, maka ditetapkan:

a. Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.

b. Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas.

c. Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok. Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya

Senin 16 Februari 2015

Kej. 4:1-15,25; Mrk. 8:11-13.

"Peirazo-Menguji.”Inilah kata Yunani yang membahasakan kebiasaan orang Farisi yang kerap mencobai Yesus.  Dengan pengetahuannya, mereka malahan mudah sinis dan tak pernah bersikap manis, selalu berpikir negatif dan sulit berpikir positif, mudah meremehkan dan kurang memperHATIkan orang lain. 

Hal-hal inilah yang membuat Yesus mengeluh dalam hatiNya.
Istilah yang dipakai dalam bentuk yang diperkeras ini berarti bahwa Dia benar-benar merintih ketika perasaan kelelahan dan kesedihan menyusup ke lubuk hatiNya:
“Mengapa angkatan ini terus-menerus meminta tanda? (Yoh, 2:18; Mat. 12:38).

Minggu, 15 Februari 2015

Minggu Biasa VI
Im.13:1-2,44-46; Mzm.32:1-2,5,11; 1Kor.10:31 - 11:1; Mrk.1:40-45.

“Nil sine numini - Tak ada yg dapat terjadi tanpa kehendak Ilahi.”
Mengacu pada bacaan hari ini, adalah seorang kusta dmana penderitanya tidak layak menyembah Allah di tempat ibadat dan dicap najis (Im. 13:1-3).

Ada beberapa pokok iman yang bisa kita petik dari dua tokoh utama, Yesus dan orang kusta, antara lian:

1.Orang Kusta:
a.Perjuangan hidup:
Ia berjuang untuk datang sambil berlutut di hadapanNya dan memohon bantuanNya.
b.Pengakuan iman:
Ia memiliki keyakinan kuat akan kuasa ilahi: “Engkau dapat mentahirkan aku”.
c.Penyerahan diri:
Ia tunduk dan merendahkan hati: “kalau Engkau mau.”
Inilah sikap sederhana sebagai seorang beriman yang berpasrah pada kehendakNya:
“Fiat voluntas Tua-Jadilah kehendakMu.”

Sabtu 14 Februari 2015

PW. St. Sirilus & Metodius
Kej. 3:9-24Mrk. 8:1-10.

“Amor vincit omnia - Cinta mengalahkan semuanya."
Inilah salah satu pesan khas hari Valentine alias Hari Kasih Sayang. 
Inilah juga yang diwartakan Gereja karena cinta Yesus membuatNya mudah tergerak oleh belas kasihan melihat keperluan dan penderitaan kita (Mrk 1:41)
.
Hal ini meyakinkan kita bahwa di dalam kesukaran, kita dapat menghampiriNya untuk memperoleh cinta kasih karunia, kemurahan, dan pertolonganNya (Mat 6:31-32; Ibr 4:14-16; 7:25). Sebaliknya, pengalaman para murid Yesus ketika melihat mukjizat pemberian makan untuk lima ribu orang sebelumnya rupanya tidak membuat mereka belajar mengenal cinta Yesus secara mendalam. 

Jumat 13 Februari 2015

Pekan Biasa V
Kej 3:1-8; Mzm 32; Mrk 7:31-37

“Efata – Terbukalah!”
Sepulangnya dari daerah Tirus dan Sidon (Mr 7:24; Mat 11:21), Yesus tidak kembali ke Galilea. Dia malah menyusuri pantai timur Danau Galilea yang membawaNya ke Dekapolis. Disana, Yesus menyembuhkan orang tuli yang “gagap” (7:31-37).

Yang pasti, alangkah tidak enaknya menjadi seorang yg tuli dan “gagap“, yakni mengalami kesulitan dalam berbicara, bukan? Kita menjadi terhambat dalam ber-sosialiasi.

Nah, Yesus tanggap terhadap orang yang gagap.
Ia memisahkan orang tuli dan gagap itu dari orang banyak.
Lalu Yesus memasukkan jariNya ke telinga orang itu, kemudian Ia meludah dan meraba lidah orang itu.

Kamis 12 Februari 2015

Kej.2:18-25; Mrk.7:24-30

“Salva nos omnes - Selamatkanlah kami semua!” 
Inilah harapan kita kepada Yesus yang kehadiranNya selalu terasa dan tidak dapat dirahasiakan. Ada “Jesus’s effect”, sehingga orang banyak selalu mengerumuni dan ingin mendengar perkataan hikmat, menerima pengampunan dan belas kasihanNya.
 
Adapun hari ini, Yesus pergi ke Tirus sebuah daerah bukan Yahudi. Disinilah, seorang ibu, perempuan Siro Fenisia yang anaknya kerasukan setan datang kepada Yesus. Ia memohon agar Yesus mengusir setan dari anaknya. Yesus tidak langsung mengabulkannya tapi malah mengujinya: “Biarlah anak anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak anak dan melemparkannya kepada anjing.”

Rabu 11 Februari 2015

Hari Orang Sakit Sedunia
Kej 2:4b- 9.15-17; Mzm 104; Mrk 7:14-23

"Fons vitae- Dasar hidup"
Tuhan yang adalah dasar hidup itu membentuk kita dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidung kita.
Tanah (Ibr: "adamah") sendiri adalah simbol kerapuhan kita sebagai makhluk ciptaan.

Allah menciptakan kita bukan dari sesuatu bahan yang luar biasa melainkan dari debu tanah yang biasa. Dari sesuatu yang tidak berharga itu, kita menerima nafas kehidupan dari Allah yang sangat berharga.

Selasa 10 Februari 2015

Kej 1:20-2:4a; Mzm 8;Mrk 7:1-13.

“Philosophia - Pecinta kebijaksanaan.”
Inilah yang diwartakan Yesus ketika menegur sikap orang Yahudi, yang menyamakan ajaran tradisi manusia dengan ajaran Tuhan; dan dengan demikian malahan tidak menangkap esensi/prinsip dasar ajaran Tuhan yang penuh kasih.

Adapun ‘tradisi’ yang dibicarakan di sini bukanlah tradisi suci para rasul, yang justru bersumber dari ajaran Yesus dan Gereja Perdana, melainkan tradisi manusia yang berasal dari ajaran adat istiadat nenek moyang bangsa Yahudi (tradisi rabinis) yang mengambil kebiasaan kuno pada zaman itu.

Senin 09 Februari 2015

Kej 1:1-19; Mrk 6:53-56.

"Gratias agimus tibi-Kami bersyukur kepadaMu."
Penginjil Markus memberikan pandangan sekilasmengenai suasana syukur yang pasti sudah muncul apabila Yesus tiba di suatu daerah. Orang banyak selalu datang mendekat dan bergegas membawa orang yang sakit dan memohon kepadaNya. 

Pastinya, kita melihat bahwa aspek perjuangan iman dari orang yang ingin mendapat kesembuhan sangatlah menentukan. Mereka melakukan 3 hal dengan penuh syukur, antara lain:

Minggu 08 Februari 2015

Hari Minggu Biasa V 
Ayb. 7:1-4,6-7; Mzm. 147:1-2,3-4,5-6; 1Kor. 9:16-19,22-23; Mrk. 1:29-39.

"Salvator-Penyelamat."
Inilah salah satu gelar untuk Yesus yang berdaya dan berkuasa menyembuhkan banyak org "sakit" ("Saat Aku Kuatir Ingatlah Tuhan"). Secara sederhana, irama kehidupan Yesus "Salvator" itu menandakan 3 hal yang dibuatNya, yakni "PGP", antara lain:

Sabtu 07 Februari 2015

Ibr.13:15-17,20-2;  Mzm.23:1-3a,3b-4,5,6; Mrk. 6:30-34.
"Compassion-Belas kasihan."
Inilah suatu perasaan kasih yang menggerakkan hati, yang membuat seseorang merasa ber-empati, sedih melihat derita sesamanya dan disertai dorongan yang kuat untuk menolong, tergerak dan bergerak. Mengacu pada bacaan hari ini, belas kasihan sendiri merupakan ciri khas Allah. (Ul 30:3; 2Raj 13:23; Maz 78:38; Maz 111:4) dan PutraNya Yesus (Mr 1:41; Mat 9:36; 14:14; 15:32; Luk 7:13;Mr 8:2).

Jumat, 06 Februari 2015

Peringatan Wajib St. Paulus Miki
Ibr.13:1-8Mzm; 27:1,3,5,8b-9abc; Mrk. 6:14-29


“Veritas-Kebenaran!”
Pemberitaan kebenaran iman dapat membawa aneka-ria resiko.
Apa yang terjadi pada Yohanes adalah buktinya. Herodes menyuruh penjaganya untuk memenggal kepala Yohanes Pembaptis walaupun Herodes tahu bahwa tindakannya itu salah.

Raja Herodes yang dimaksudkan disini adalah Herodes Antipas, putra Herodes Agung dan raja seperempat wilayah Galilea dan Perea.

Kamis, 05 Februari 2015

PW. St. Agata
Ibr. 12:18-19,21-24; Mzm. 48:2-3a,3b-4,9,10,11; Mrk. 6:7-13


"Fiat voluntas Tua - Jadilah kehendakMu."
Ya, ketika diutus datang ke dunia, Yesus berkehendak untuk membinasakan perbuatan Iblis (Mr 1:27; 1Yoh 3:8) dan membebaskan mereka yang ditindas oleh Iblis (Luk 4:18).

Kitapun juga diutus untuk menjadikan kehendakNya nyata dalam hidup semua orang.
Itu sebabnya, Yesus memberikan "kuasa" kepada kita untuk mengalahkan kejahatan dengan beberapa modal, antara lain:

Rabu 04 Februari 2015

Pekan Biasa IV Ibr 12:4-7; Mzm 103; Mrk 6:1-6

"Prophetic-Kenabian."
Inilah salah satu tugas dasar Yesus ditengah dunia. Ia tidak hanya datang sebagai "raja/imam" tapi juga digambarkan sebagai seorang nabi. (Mrk 6:4,15; Mat 21:11; Luk 4:24; Kis 3:20-23).
Adapun beberapa ciri panggilan nabi, antara lain:

1) Ia penuh dengan Roh dan Firman Allah (Mat 21:42; 22:29; Luk 4:1,18; 24:27; Yoh 3:34).

2) Ia memiliki hubungan erat dengan Allah (Luk 5:16).

3) Ia menyampaikan nubuat (Mat 24:1-51; Luk 19:43-44).

4) Ia melakukan tindakan simbolis yang mengungkapkan kemuliaan Allah (Mat 21:12-13; Yoh 2:13-17).

Selasa 03 Februari 2015

Peringatan St. Blasius
Ibr. 12:1-4;vMzm. 22:26b-27,28,30,31-32;
Mrk. 5:21-43.
"Vita-Hidup!" Injil sebagai kabar baik yang hidup banyak mengisahkan tentang orang sakit yang menjamah Yesus. (Mr 3:10; 5:27-34; 6:56) atau Yesus yang menjamah mereka. (Mr 1:41-42; 7:33-35; Mat 8:3,15; 9:29-30; 20:34; Luk 5:13; Luk 7:14-15; 22:51)

Sentuhan dan kehadiran Yesus itulah yang menghidupkan. SentuhanNya berkuasa untuk menghidupkan karena Ia mengasihani kelemahan kita dan Ia adalah sumber kehidupan yg penuh kasih karunia dan kehidupan (Ibr 4:16).

Senin 02 Februari 2015

Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah.
Mal. 3:1-4 / Ibr. 2:14-18; Mzm. 24:7,8,9,10; Luk. 2:22-40.


"Jubilate Deo- Pujilah Tuhan."
Inilah ajakan iman supaya kita mempersembahkan suka-duka hidup dengan penuh pujian kepadaNya.

Adapun beberapa tokoh yang berperan, antara lain:

1.Yusuf dan Maria:
Mereka mengantar dan menyerahkan Yesus kepada Bapa.Dengan kata lain: kita diajak untuk mau mengantar dan menyerahkan keluarga kita kepada Tuhan. Adapun persembahan sepasang burung tekukur menunjukkan bahwa mereka adalah keluarga sederhana (Im 12:8). Ya, sejak awal, Tuhan memilih untuk hadir di tengah orang sederhana. (Luk 9:58; Mat 8:20; Why 2:9).

Minggu 01 Februari 2015

Hari Minggu Biasa IV
Ul. 18:15-20; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; 1 Kor. 7:32-35;
Mrk. 1:21-28. 


"Omnipotentem- Mahakuasa."
Inilah yang dihadirkan Yesus lewat doa dan karya nyatanya.
Adapun selama sehari penuh, Yesus melaksanakan 4 misi utama dengan penuh kuasa, antara lain: mengajar (ay.21-22.27), mengusir roh jahat (ay.23-26.32.34.39), menyembuhkan yg sakit (ay.30-31.32-34) dan memberitakan Injil (ay.38-39).

Berbeda dengan para ahli Taurat, Yesus hadir sebagai orang yang "memiliki kuasa”, terlebih kegiatan mengajar Yesus kerap terkait dengan pengusiran roh jahat walaupun sebenarnya Yesus hadir terutama untuk mengajar dan mewartakan Kerajaan Allah dan pengusiran roh adalah kelanjutan dari benarnya warta itu, bukan sebaliknya.